Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Wisuda di Hari Ibu: Sebuah Persembahan untuk Sang Inspirasi

23 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   06:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Setelah Wisuda di Universitas Brawijaya Malang| dokpri

Tanggal 22 Desember bukan sekadar lembaran biasa di kalender. Hari itu, Indonesia memperingati Hari Ibu, sebuah momentum untuk mengenang perjuangan para ibu, perempuan tangguh yang tak kenal lelah membangun pondasi keluarga dan masyarakat. Namun, bagi saya, 22 Desember tahun ini terasa istimewa—lebih dari sekadar Hari Ibu. Hari ini adalah hari saya diwisuda, menutup perjalanan panjang studi S2 yang penuh tantangan.

Bayangkan, mengenakan toga di sebuah aula besar, lampu-lampu terang menyinari ruangan, dan deretan kursi penuh dengan orang-orang yang berseri-seri. Di tengah gemuruh tepuk tangan, saya duduk merenung. Gelar ini bukan semata milik saya. Ini adalah gelar ibu saya juga—perempuan sederhana yang menjadi kekuatan tak kasat mata di setiap langkah saya.

Saat di wisuda rektor UB Prof Widodo | dokpri
Saat di wisuda rektor UB Prof Widodo | dokpri

Perjalanan yang Tidak Mudah

Menyelesaikan studi S2 tentu bukan perkara ringan. Kuliah malam, tugas bertumpuk, dan penelitian yang sering kali terasa mustahil. Belum lagi harus membagi waktu dengan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Ada momen-momen di mana saya merasa ingin menyerah.

Namun, di setiap kebuntuan, selalu ada satu suara yang terngiang: “Kalau kamu capek, istirahat. Tapi jangan berhenti. Ingat, kita ini keluarga pejuang.” Itu suara ibu saya. Dengan kesederhanaannya, beliau adalah motivator terbaik. Saat kecil, saya sering melihat beliau bekerja keras demi memastikan kami tetap bersekolah. Baginya, pendidikan adalah pintu menuju masa depan.

Ketika akhirnya saya memutuskan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, ibu menjadi pendukung utama. Meski tak pernah mengecap bangku kuliah, beliau paham betul bahwa belajar adalah investasi yang tidak pernah rugi.

Sebagian Teman RPL S2 UB | Dokpri
Sebagian Teman RPL S2 UB | Dokpri

Hari Wisuda, Hari Ibu

Wisuda ini bukan sekadar perayaan akademik; ini adalah persembahan untuk ibu. Hari ini saya berdiri di sini berkat doa-doanya yang tak pernah putus. Saya masih ingat bagaimana beliau setiap malam mendoakan saya agar diberikan kemudahan. Saat saya begadang menyelesaikan tesis, ibu sering terbangun hanya untuk memastikan saya sudah makan atau sekadar menawarkan secangkir teh hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun