Hari itu, pagi di Pacet seperti biasa: sejuk, dengan kabut tipis yang mulai menyingkir perlahan. Anak-anak MI Bahrul Ulum 1, kelas atas, sudah berkumpul di halaman sekolah sejak pukul 6 pagi. Ransel-ransel penuh bekal dan jaket tebal menggantung di bahu mereka, sementara suara canda tawa menggema di antara deru bus yang siap berangkat.
Tujuan kami? Dua lokasi seru: Air Terjun Dlundung dan Sumber Gempong. Ini bukan sekadar jalan-jalan, tapi juga momen belajar dan bermain di alam.
Perjalanan Dimulai
Sekitar pukul 06.00, empat mini bus melaju dengan riuh rendah anak-anak yang antusias. Lagu-lagu ceria dari mereka menggema sepanjang perjalanan. Ada yang main tebak-tebakan, ada yang sibuk berceloteh tentang rencana basah-basahan di air terjun nanti.
Perjalanan menuju Pacet yang berliku-liku tidak terasa membosankan. Sebagian malah menikmati pemandangan hijau di luar jendela, lengkap dengan sawah, kebun, dan rumah-rumah kecil khas desa. Sekitar satu jam kemudian, kami sampai di lokasi pertama: Air Terjun Dlundung.
Air Terjun Dlundung: Segar dan Menyegarkan!
Begitu turun dari bus, hawa dingin langsung menyambut. Jalan setapak menuju air terjun dikelilingi pohon-pohon rindang yang seperti menyapa kami. Semakin dekat, suara gemuruh air terdengar, makin bikin anak-anak tidak sabar.
Air Terjun Dlundung benar-benar indah! Airnya jatuh dari ketinggian, membentuk kabut tipis yang terasa dingin saat menyentuh kulit. Beberapa anak langsung melepas sepatu dan berlarian ke tepian air. Ada yang nekat mendekat ke bawah air terjun, meskipun akhirnya basah kuyup.
Sementara itu, guru-guru sibuk mengawasi sekaligus memberi sedikit penjelasan. “Ini contoh ekosistem yang harus kita jaga. Kalau airnya kotor atau pohonnya ditebang, air terjunnya bisa kering,” ujar salah satu guru. Anak-anak manggut-manggut, meski beberapa lebih sibuk mengejar ikan kecil di kolam sekitar.