Dana Desa, sejak diperkenalkan pada 2015, telah menjadi ujung tombak pembangunan di pedesaan. Namun, setiap tahun, pertanyaan klasik selalu muncul: untuk apa Dana Desa diprioritaskan? Tahun 2025 pun tak lepas dari pertanyaan ini.Â
Jadi, dengan tantangan pascapandemi yang masih terasa, revolusi digital yang semakin masif, dan isu ketahanan pangan yang tak kunjung usai, prioritas Dana Desa harus dirumuskan dengan cermat agar manfaatnya terasa langsung oleh masyarakat desa.
Mari kita duduk santai dan membahas bagaimana Dana Desa 2025 bisa diarahkan agar tepat guna, berdaya guna, dan tidak sekadar "habis di atas kertas."
1. Ketahanan Pangan: Sawah, Ladang, dan Teknologi
Desa-desa kita menjadi lumbung pangan yang tak hanya cukup untuk warganya, tapi juga surplus untuk pasar nasional. Potensi ini bukan mimpi belaka. Ketahanan pangan harus menjadi prioritas utama Dana Desa 2025, terutama dengan memanfaatkan teknologi modern.
Petani kita sering menghadapi kendala klasik: pupuk mahal, harga panen jatuh, dan cuaca tak menentu.Â
Nah, Dana Desa bisa digunakan untuk mendanai pelatihan pertanian berbasis teknologi, seperti penggunaan drone untuk pemantauan lahan, sistem irigasi pintar, hingga pemanfaatan bibit unggul.Â
Selain itu, pembangunan lumbung desa dan pengolahan pascapanen harus mendapat perhatian lebih, sehingga petani tak lagi menjual gabah murah atau buah yang tak tahan lama.
Namun, jangan lupakan isu klasik: peran perempuan di sektor pangan. Dengan Dana Desa, kelompok wanita tani (KWT) bisa didukung untuk membangun kebun organik atau usaha pangan lokal yang inovatif.
2. Infrastruktur Berbasis Kebutuhan Nyata