Pagi itu, suasana di balai desa berbeda. Biasanya tempat itu sepi, hanya jadi persinggahan sesekali. Tapi kini, penuh tawa riang anak-anak, obrolan hangat para ibu, dan bahkan beberapa bapak yang ikut sibuk membantu. Apa yang terjadi? Ini adalah hasil dari program revitalisasi Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP).
Posyandu ILP tidak sekadar tempat timbang berat badan atau bagi-bagi vitamin. Posyandu ini adalah wajah baru layanan kesehatan masyarakat, yang dirancang untuk memberikan solusi holistik, terutama dalam mencegah stunting sejak dini.
Posyandu, Tapi Naik Kelas
Posyandu ILP lahir dari kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang lebih komprehensif. Dalam versi revitalisasi ini, posyandu tidak hanya fokus pada anak balita, tetapi mencakup seluruh keluarga. Mulai dari ibu hamil yang butuh asupan gizi optimal, balita yang memerlukan pemantauan tumbuh kembang, hingga edukasi kesehatan untuk orang tua.
Kenapa harus diintegrasikan? Karena masalah kesehatan, terutama stunting, tidak berdiri sendiri. Anak-anak tidak akan tumbuh sehat jika sanitasi rumah buruk, jika ibunya kekurangan gizi saat hamil, atau jika pola makan keluarga sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan gizi dasar.
Di Posyandu ILP, semua aspek itu disoroti. Dari kesehatan hingga kesejahteraan, semuanya diupayakan saling terhubung.
Stunting: Lebih dari Sekadar Tubuh Pendek
Mari kita bicarakan stunting. Sebagian besar orang tahu bahwa anak stunting memiliki tubuh lebih pendek dibanding teman sebayanya. Tapi, ini hanya puncak gunung es. Dampak stunting jauh lebih kompleks---perkembangan otak anak terganggu, risiko penyakit kronis meningkat, dan peluang untuk menggapai prestasi di masa depan menurun drastis.
Lebih parahnya lagi, stunting dimulai jauh sebelum anak dilahirkan. Gizi ibu hamil, pola makan bayi setelah lahir, dan kebiasaan sanitasi keluarga memainkan peran besar. Itulah mengapa Posyandu ILP menempatkan edukasi sebagai salah satu senjata utamanya.