Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Ramalan Gus Dur

14 Desember 2024   10:25 Diperbarui: 14 Desember 2024   10:25 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) | www.nu.or.id

Meski peluang ada, jalan menuju Piala Dunia bukanlah jalan tol yang mulus. Ada banyak "lubang" yang harus ditambal. Pertama, pembinaan usia muda. Negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan berhasil bersaing di Piala Dunia karena mereka fokus membangun akademi sepakbola yang solid. Di Indonesia, masih banyak akademi yang minim fasilitas dan pelatih yang belum memiliki standar internasional.

Kedua, infrastruktur. Berapa kali kita mendengar cerita tentang stadion yang rusak, lapangan latihan yang tidak layak, atau jadwal liga yang berantakan? Gus Dur mungkin akan mengingatkan kita bahwa tanpa infrastruktur yang memadai, bakat sehebat apa pun tidak akan berkembang maksimal.

Ketiga, mentalitas. Salah satu kritik terbesar terhadap Timnas adalah mental yang sering "jatuh" ketika menghadapi tekanan besar. Gus Dur, yang selalu mengajarkan pentingnya keteguhan hati dan rasa percaya diri, mungkin akan berkata, "Menang atau kalah itu biasa, yang penting main habis-habisan."

Gus Dur dan Semangat Optimisme

Hal yang membuat Gus Dur istimewa adalah kemampuannya melihat harapan di tengah keterbatasan. Dalam ramalannya tentang Piala Dunia, ada pesan mendalam tentang pentingnya optimisme. Sepakbola Indonesia, meski sering kali terpuruk, punya potensi besar. Dari Sabang sampai Merauke, jutaan anak bermimpi menjadi bagian dari Timnas. Dengan pembinaan yang tepat, mimpi itu bukan tidak mungkin jadi kenyataan.

Bayangkan jika Gus Dur masih hidup dan menyaksikan Timnas berjuang di babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia mungkin akan memberikan lelucon khasnya untuk menghibur kita saat tim kalah, tapi juga memberikan semangat penuh ketika tim menang. Baginya, sepakbola adalah tentang menikmati proses, bukan hanya hasil.

2026: Tahun Sejarah Baru?

Jika kita melihat situasi saat ini, Indonesia memang masih punya banyak pekerjaan rumah. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Lihatlah negara-negara kecil seperti Islandia yang berhasil tampil di Piala Dunia 2018 dengan populasi hanya sekitar 370 ribu jiwa. Kuncinya adalah perencanaan jangka panjang, konsistensi, dan kerja keras.

Indonesia punya sumber daya yang jauh lebih besar, baik dari segi populasi maupun antusiasme masyarakat. Jika kita bisa memanfaatkan potensi ini dengan baik, ramalan Gus Dur bisa saja terwujud.

Gus Dur, Sepakbola, dan Harapan Kita

Gus Dur adalah sosok yang selalu mengajarkan kita untuk bermimpi besar, tapi tetap realistis. Ramalannya tentang Indonesia lolos ke Piala Dunia bukan hanya soal skor dan trofi, tapi juga tentang bagaimana kita sebagai bangsa bisa bersatu, bekerja sama, dan belajar dari kegagalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun