Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Koperasi, BUMDes dan Makanan Bergizi Gratis: Kolaborasi untuk Masa Depan Sehat

26 November 2024   12:25 Diperbarui: 26 November 2024   12:26 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makanan Bergizi Gratis (Sumber: tribunnews.com)

Jika negara-negara maju sudah sejak lama mengadopsi program semacam ini, Indonesia pun bisa mengikuti jejak mereka, tetapi dengan pendekatan yang lebih sesuai dengan kondisi lokal. Program MBG yang melibatkan koperasi dan BUMDes ini adalah solusi jitu karena tidak hanya soal memberi makan anak-anak, tapi juga soal menggerakkan ekonomi desa. Setiap piring makanan yang disajikan mencerminkan kerja keras petani lokal, koperasi yang mengelola distribusi, dan BUMDes yang memastikan semua berjalan lancar.

Tantangan dan Peluang

Namun, tentu saja program ini tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan keberlanjutan pasokan dan kualitas makanan. Mengingat luasnya wilayah Indonesia dan tantangan geografis yang beragam, koordinasi yang baik antara koperasi, BUMDes, dan pemerintah pusat menjadi sangat penting. Selain itu, ada juga tantangan dalam mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya makanan sehat.

Kita tahu, mie instan dan jajanan murah masih menjadi pilihan utama banyak keluarga karena harganya yang terjangkau dan mudah diakses. Program MBG ini harus disertai dengan edukasi agar masyarakat memahami pentingnya gizi seimbang. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya kenyang, tetapi juga mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Masa Depan Cerah Berkat Koperasi, BUMDes, dan MBG

Pada akhirnya, program Makanan Bergizi Gratis ini bukan sekadar tentang memberi makan anak-anak. Ini adalah upaya kolaboratif yang menggabungkan potensi ekonomi lokal dengan kebutuhan gizi nasional. Dengan koperasi sebagai penggerak ekonomi rakyat dan BUMDes sebagai ujung tombak distribusi, kita menciptakan model yang mandiri dan berkelanjutan.

Jadi, ketika suatu hari nanti kita melihat anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan kuat, kita bisa bangga dan berkata: “Itu karena kita bersama-sama—koperasi, BUMDes, dan masyarakat—sudah menyiapkan fondasi yang kokoh dari meja makan mereka.” Siapa bilang urusan dapur tidak bisa jadi hal besar? Justru dari dapur inilah kita membangun bangsa. Monggo sruput dulu kopinya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun