Pilkada Bojonegoro: Debat atau Dialog?
Menghindari perdebatan di Pilkada bukan berarti kita harus diam seribu bahasa. Diskusi tetap diperlukan, tetapi dalam bentuk dialog yang saling menghargai. Saat Bojonegoro bersiap menuju Pilkada 2024, lebih baik kita fokus pada solusi, bukan saling memotong lawan bicara. Seperti pepatah bijak bilang, "Mulutmu harimaumu." Jangan sampai gara-gara Pilkada, kita jadi terjebak dalam perdebatan sengit yang merugikan banyak pihak.
Bayangkan, seandainya kita lebih banyak ngobrol soal rencana membangun daerah, soal program-program calon yang realistis, ketimbang mengurusi hal-hal yang sifatnya provokatif. Bojonegoro bisa lebih tenang, lebih damai, dan siapa tahu, Pilkada jadi benar-benar terasa seperti pesta demokrasi yang menggembirakan.
Mari Bersikap Santai
Menghindari perdebatan itu bukan tanda kita lemah atau takut. Justru, dalam konteks agama, psikologi, dan sosial, ini adalah langkah cerdas untuk menjaga diri dan sesama. Di Pilkada Bojonegoro 2024, mari kita prioritaskan damai, bukan debat. Karena, pada akhirnya, siapa pun yang menang, yang lebih penting adalah kita tetap bisa hidup rukun, ngobrol santai sambil ngopi tanpa ada yang tersinggung.
Jadi, sudah siap menikmati Pilkada dengan lebih santai dan cerdas? Yuk, mari kita pilih damai daripada debat yang hanya menambah panas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H