Bagaimana Cara Jadi "Wasit Tambahan"?
Caranya sederhana, dan tidak perlu ribet. Pertama, waspadai setiap indikasi kecurangan di lapangan. Entah itu politik uang, intimidasi, atau pelanggaran lain yang melanggar aturan pemilu. Kedua, kumpulkan bukti.Â
Ini penting, karena laporan tanpa bukti itu ibarat menonton pertandingan bola tanpa skor---tidak ada yang bisa dibuktikan. Bukti bisa berupa foto, video, atau bahkan kesaksian dari warga lain yang melihat pelanggaran. Ketiga, laporkan temuanmu kepada Bawaslu melalui mekanisme yang sudah ada.
Yang menarik, Bawaslu sudah menyediakan berbagai saluran pengaduan, baik secara online maupun offline. Jadi, tidak perlu bingung bagaimana melaporkannya. Selain itu, masyarakat juga bisa bergabung dalam forum-forum diskusi pengawasan yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat atau organisasi pengawas pemilu independen.
Mengapa Pengawasan Partisipatif Sangat Penting?
Karena tanpa pengawasan partisipatif, pemilu bisa kehilangan esensinya. Demokrasi yang sehat bukan cuma soal siapa yang dipilih, tapi juga soal bagaimana proses pemilihannya.Â
Dan ingat, Pilkada bukan sekadar ajang memilih pemimpin, tetapi juga ajang untuk memastikan bahwa setiap suara dihargai dengan adil. Ibarat pertandingan sepak bola, kemenangan yang diraih dengan kecurangan tidak pernah membawa kebanggaan, malah jadi bahan cemoohan.
Lebih dari itu, peran kita sebagai pengawas partisipatif juga membuat calon-calon pemimpin lebih berhati-hati. Dengan mata dan telinga kita yang selalu waspada, mereka tidak akan berani macam-macam.
 Ini adalah bentuk "kontrol sosial" yang sangat efektif. Ketika calon tahu bahwa warga siap melaporkan kecurangan, mereka akan lebih berhati-hati dalam menjalankan kampanye dan strategi politiknya.
Jadi, mari kita ambil peran sebagai "wasit tambahan" dalam Pilkada Bojonegoro 2024. Pengawasan partisipatif bukan sekadar ajakan moral, tetapi hak dan kewajiban yang dijamin oleh undang-undang. Ibarat hakim garis di lapangan sepak bola, kita punya tanggung jawab untuk menjaga agar pertandingan ini tetap adil dan jujur. Demokrasi yang sehat butuh keterlibatan kita semua---bukan cuma sebagai penonton, tapi sebagai penjaga proses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H