Mohon tunggu...
Hilall Choiruddin
Hilall Choiruddin Mohon Tunggu... -

Author of fiction and non fiction. and also a music critic and musician who is always monitoring the development of music in the country and abroad. In addition to social problems and religion is also the subject of my writing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Kapitalisasi" Pesantern Modern (part 1)

31 Juli 2011   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada dasarnya Pondok Pesantern merupakan lembaga pendidikan Islam yang dilaksanakan dengan system asrama (pondok) dengan kyai sebagai sentra utama serta masjid sebagai pusat lembaganya (Syarif dalam Arifin, 1992:23)

Dalam Pondok Pesantren ada 4 aspek yang membentuk Pondok Pesantern

1.Pondok Pesantren

2.Kepemimpinan Kyai

3.Manajemen Podok pesantren

4.Santri

Dalam sejarahnya pondok pesantren merupakan tempat untuk megkaji ilmu-ilmu agama secara mendalam. Ilmu-ilmu agama yang berasal dari Al-Quran dan sunah ditekankan untuk bisa dipahama secara langsung dan tertanam pada diri santrinya. Seorang kyai akan membimbing santri-santriya dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama. Kyai merupakan sosok yang sangat dijunjung tinggi di pesanteren. Kyai-kyai yang mempunyai khrismatik yang terpancar karena sikap ketawadlu’an dan ketakwaan kepada Allah SWT secara mendalam, tanpa ia minta dihormati sebagai seoang figure kyai.

Di era modern seperti saat ini. Muncullah fenomena pesantren Modern. Yang dimana pesantren ini menggabungkan antara tradisi pesantren dan pendidikan modern.

Disini timbul pertanyaan,apakah benar pesantren modern akan membentuk pribadi-pribadi yang baik. Jika ditekkankan kepada menajememn pesantren modern yang mengutamakan hal-hal yang bersifat menjauhi urgensi utama pesantren didirikan. Nilai-nilai yang bersifat materi yg lebih diutamakan, seperti gedung yang megah, fasilitas yang lengkap serta sarana penunjang lainnya. Hal tersebutlah yang membuat adanya suatu BIAYA yang dalam perkembangan awal pesantren hal tersebut tidak pernah menjadi hal yg penting. Siapa ingin menuntut ilmu asalkan adanya kemauan pasti bisa. Namun sekarang berbagai prosedur yang idak jelas maksud dan tujuannya membuat adanya kelas dalam suatu pesantren. Kelas ini bukan berdasar pinta tidaknya santri akan tetapi kaya atau miskinnya santri tersebut. Santri yang kaya langsung mendapat perlakuan yang secara langsung atau tidak langsung berbeda dengan santri yang pas-pasan atau kurang mampu. Meskipun hal ini tidak terjadi disemua pesantren modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun