Bagaimana pendapat Anda bila seorang pria yang tidak tampan dan tidak kaya raya seperti saya ini dikejar-kejar wanita seksi? Ini bukan cerita fiksi yang biasanya saya tuliskan dan bukan cerita karena ke-GR-an. Tetapi cerita asli yang membuat saya cukup keki. Bahkan saat cerita ini dibuat (semoga istri saya tidak membacanya), si wanita masih terus PDKT.
Kisahnya dimulai saat saya memiliki kegiatan di luar kantor. Maklum, sebagai kepala rumah tangga mesin tunggal, saya harus bisa kreatif untuk mencari side job di luar pekerjaan tetap saya. Boleh dibilang, saya ini suka sekali  poligami pekerjaan. Maaf, semoga Anda tidak memperdebatkan halal-haramnya poligami jenis ini.
Nah, di pekerjaan tambahan inilah saya bertemu dengan orang-orang di luar kantor. Salahsatunya adalah seorang wanita putih, rambut sebahu, modis, sudah bersuami dan memiliki anak. Dari segi penampilan, saya boleh katakan dia wanita modis yang cukup seksi. Tetapi kalau Anda memaksa saya memberi skor, saya pasti memberi nilai jauh di bawah istri saya. (sambil tolah-toleh saat nulis ini, takut istri lewat).
Setelah proses perkenalan awal, kamipun terlibat pada banyak kegiatan bersama. Hampir 1 bulan pertama, semua biasa-biasa saja. Menginjak bulan kedua, saya sudah begitu akrab dengan semua orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut, termasuk dengan si wanita seksi rambut sebahu. Mungkin karena dasarnya saya suka bergaul (anak gaul gituloh....).
Pada saat senggang atau sambil menyelesaikan pekerjaan, saya seringkali iseng-iseng mbedei (menebak) karakter mereka. Memang hobby saya adalah suka membaca karakter dan situasi karena iseng saja. Awalnya saya bilang, "Mbak ini orang atraktif dan suka diperhatikan ya?" Dia balik menjawab, "Loh kok tahu?" Akhirnya saya jelaskan konsep komunikasi non-verbal yang saya tangkap dari penampilannya. Saya katakan bahwa pilihan warna baju, celana,sepatu, aksesoris, hingga lipstik itu bercerita banyak hal pada orang lain. Ditambah dengan gestur, cara berbicara dan pemilihan kalimat, akan menampilkan pesan tersembunyi dari alam bawah sadar seseorang. Justru pesan inilah yang lebih penting untuk ditangkap daripada pesan verbal atau apa yang diucapkan oleh seseorang.
Rupanya si wanita seksi merasa cocok dengan kesukaan saya berbagi ilmu tersebut. Akhirnya kami terlibat pada berbagai komunikasi yang cukup intens. Bahkan bila saya belum datang, dia akan mencari-cari saya. Teman-teman di kantor kedua ini juga sering kali bilang, "Pak Choi, dicari Mbak xxx," sambil tersenyum penuh arti. Saat rapat, dapat dipastikan dia akan memilih duduk dekat saya. "OMG, I like this yo..... " batin saya dalam hati. Namun saat dia mulai menunjukkan perhatian yang lebih serius, justru saya yang takut. Saya merasa dia mulai mengejr-ngejar saya. Terus terang, saya tidak suka dikejar-kajar wanita, apalagi waria. (Ih... sorry boook, ike masih pria normal).
Akhirnya, untuk sementara (untung ada bulan puasa), saya menghindar dari komunikasi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Namun hingga tulisan ini dibuat, saya masih melakukan evaluasi diri, di mana letak kesalahan gaya komunikasi saya, sehingga terjadi hal-hal yang diinginkan bersama tidak boleh terjadi antara dua manusia dewasa yang telah berumah tangga. Atau jangan-jangan karisma saya sebagai pria dewasa (baca: paruh baya) cukup kuat untuk menarik wanita muda walau dengan tampang pas-pasan seperti ini? (maksudnya pas untuk menggantikan personil boyband seperti Super Junior).
Ya, mungkin berikutnya saya tulis artikel lain dengan judul "Kesalahan Komunikas  yang Menjerumuskan Anda", "Kiat Menghindari Kejaran Gadis Seksi", "Flirting yang Berbahaya" atau judul-judul lainnya yang belum saya pikirkan.
Bagaimana menurut Anda?
_________