[caption id="" align="alignright" width="297" caption="diambil dari nyanyianbahasa.wordpress.com"][/caption] Kadang kasihan juga melihat anak-anak libur terlalu lama, karena mereka bingung harus ngapain. Itu terjadi pada libur sebelum dan sesudah hari raya kemarin. Sebenarnya yang lebih bingung itu ya saya sebagai bapaknya. Kalau saya ajak jalan-jalan atau nonton terus, pasti tidak sehat bagi kesehatan fisik dan dompet saya. Selama ini sih Audi, anak tertua saya sudah punya banyak cara untuk menghabiskan waktu. Dia punya hobby main game Dotta, diskusi  di forum Dotta, hingga aktifitas internet lainnya. Sedangkan Adiknya Dita, biasanya senang menghabiskan waktu dengan nonton tv, berdiskusi dan menggambar. Namun sebagai orang tua tentu saja saya ingin mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk yang tidak perlu. Bukan kebetulan bila mereka juga senang membaca. Sehingga selama liburan kemarin saya menyediakan beberapa buku yang dapat digunakan untuk mengisi waktu senggang mereka. Saat libur antara kelulusan SD dan pendaftaran masuk SMP, Audi menghabiskan sebagian waktu untuk  membaca "Laskar Pelangi" karya Andre Hirata . Dia cukup senang juga membacanya walaupun seringkali ada istilah-istilah yang dia tidak mengerti dan ditanyakan ke saya. [caption id="" align="alignleft" width="318" caption="courtesy of goodreads.com"]
courtesy of goodreads.com
[/caption] Salah satu buku yang dibaca oleh Audi berjudul "Negeri 5 Menara" karya A. Fuadi. Buku ini telah saya
baca 3 bulan lalu dan saya simpan di rak buku bersama koleksi buku lainnya. Jadi saat Audi punya waktu senggang, dia tertarik juga untuk mulai menelusuri alur cerita buku ini. Saat setelah  Audi telah menyelesaikan "Negeri 5 Menara", saya tanyakan buku mana dari keduanya yang paling dia sukai. Ternyata dia bilang  lebih menyukai alur dan gaya penulisan A. Fuadi daripada Andre Hirata. Mungkin pendapat Audi ada benarnya. A. Fuadi menulis dengan gaya bertutur yang polos ala jurnalis tanpa terlalu banyak menggunakan gaya bahasa yang 'sok sastra'. A. Fuadi yang merupakan mantan wartawan Tempo dan VOA ini memang lebih seperti menulis feuture atau reportase perjalanan hidupnya sendiri. Berbeda dengan Andre Hirata yang menulis dengan gaya sastra Blitong yang gamblang dan kocak. Berikutnya saya menanyakan buku
novel apa yang ingin dibaca Audi setelah "Negeri 5 Menara", apakah lanjutan dari Triloginya A. Fuadi yaitu "Ranah 3 Warna" atau kelanjutan dari "Laskar Pelangi" dalam Tetraloginya Andre Hirata seperti "Sang Pemimpi" atau "Endensor". Audi memilih "Ranah 3 Warna". Malam harinya saya dan Dita meluncur ke TB. Toga Mas hanya untuk membeli "Ranah 3 Warna". Sesampai di rumah, saya berikan langsung pada Audi untuk dibacanya. Diapun menyambutnya dengan senang dan langsung membacanya hingga semalaman. Dalam 2 hari, novel ini habis dibacanya dengan cepat. [caption id="" align="alignright" width="300" caption="diambil dari inioke.com"][/caption] Saat saya punya waktu senggang menjelang lebaran, sayapun mencoba menghabiskan "Ranah 3 Warna" ini. Sambil membaca saya mencoba mengajak Audi berdiskusi tentang isi dari "Ranah 3 Warna". Lumayan antusias dan ingat betul detail alur dari ceritanya yang memang ditulis satu alur saja. Andaikata ada flashback, itupun tidak terlalu panjang dan memotong alur cerita utama. Bila "Negeri 5 Menara" bercerita tentang kehidupan di pondok Pesantren Gontor. Kita juga disajikan cerita kehidupan belajar di pondok pesantren serta filosofi yang diajarkan di pondok pesantren. Sedangan "Ranah 3 Warna" ini merupakan kelanjutan cerita setelah  lulus dari pondok pesantren. Tokoh utamanya bercita-cita kuliah di perguruan tinggi dan berkeliling dunia. Nah, dari "Laskar Pelangi", "Negeri 3 Menara" dan "Ranah 3 Warna", saya kira merupakan buku yang sangat bagus untuk disajikan pada putra-putri Anda. Ketiganya akan membuat putra-putri Anda untuk terinspirasi dan lebih menghargai pendidikan, nilai-nilai persahabatan, kerja keras, dan nilai-nilai budaya dan agama. Kata anak saya, keduanya sama-sama bercerita tentang "From Zero to Hero". Lintang dalam "Laskar Pelangi" dan Alif dalam "Negeri 5 Menara" sama-sama memiliki sahabat dalam mengarungi perjuangan hidup. Keduanya sama-sama dari keluarga miskin yang akhirnya bisa mengenyam pendidikan tinggi dan keliling dunia dengan kemauan dan kerja keras. Namun pilihan terserah pada Anda. Saya memang lebih menyarankan Triloginya A. Fuadi untuk dibaca oleh putra-putri Anda karena alur yang ringan namun tetap menginspirasi pembacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya