Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

'Santet Telinga' di Pesawat Terbang

30 Desember 2011   08:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:34 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin kalau tidak pernah membaca berbagai artikel terkait perbedaan tekanan udara dapat berpengaruh pada fisik maka saya akan menganggap rasa sakit di telinga kanan itu diakibatkan santet atau ilmu hitam lainnya. Kemarin saat saya pulang dari Jakarta ke Surabaya dengan menggunakan pesawat terbang pada jam 7 malam, 15 menit menjelang tiba di Bandara Juanda saya terbangun karena merasakan telingan kanan saya yang begitu nyeri. Saya paham hal tersebut akibat tekanan udara di kabin sama seperti saat saya berada di daerah tinggi yang menyebabkan tekanan pada alat pendengaran. Namun dari sekian kali saya naik pesawat, belum pernah saya merasakan nyeri yang begitu hebat pada telinga. Rasanya saya mau teriak-teriak, tapi malu sama orang lain. Biasanya paling-paling saya hanya merasakan tekanan pada telinga seperti saat kemasukan air sehabis renang. Saya juga tidak tahu apakah hanya saya saja yang merasakan tekanan udara lebih dari biasanya atau ada orang lain juga yang merasakannya. Seorang ibu yang duduk disebelah saya tampak biasa-biasa saja menikmati perjalanan sambil tertidur. Saya pikir karena saya tertidur sehingga mulut terkatup rapat dan tekanan mengarah pada telingan menjadi lebih besar. Padahal dalam penerbangan tersebut, turut serta juga seorang bayi yang berumur kurang dari 5 bulan. Tekanan dan rasa sakit baru hilang sesaat setelah roda pesawat melakukan 'touch down' pada landasan di Bandara Juanda. Setelah itu telinga kembali terasa plong setelah pesawat berjalan di landasan mendekati tempat menurunkan penumpang. Sungguh betapa 5 menit yang menjengkelkan dengan 'santet telinga' di pesawat terbang. Menurut beberapa artikel, mengunyah pramugari permen karet dapat mengurangi tekanan pada rongga telinga sehingga bisa menghindari rasa sakit pada saat terbang. Pada saat di mini market memang saya sempat terpikirkan untuk membeli sesuatu yang dapat dikunyah selama dalam perjalan. Namun permen karet pencegah 'santet telinga'  tersebut lupa saya masukkan ke keranjang belanja hingga di dalam kabin pesawat. Begitu deh kira-kira kisah saya di pesawat telepon terbang kemarin. Bagaimana kisahmu teman? Bahan bacaa:

  1. http://female.kompas.com/read/2011/01/15/21272276/Kesalahan.Tersering.Saat.Membawa.Anak.Naik.Pesawat
  2. http://travel.kompas.com/read/2011/08/22/17180051/Tips.agar.Penerbangan.Jadi.Menyenangkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun