[caption id="attachment_370145" align="aligncenter" width="220" caption="Seorang teman bergaya dengan akiknya (Dok. AR)"][/caption]
Apa yang salah dengan memakai batu akik? Tentu saja tidak ada. Selama yang pakai enjoy dan happy-happy saja, serta tidak membahayakan orang lain dan mengganggu stabilitas nasional, memakai batu akik sebagai cincin atau hiasan di badan lainnya tidak masalah. Saya juga dulu pernah pakai batu akik, walau tidak sebesar batu akik yang banyak dipakai orang-orang yang lagi 'gila' akik saat ini.
Saat masih di sekolah dasar, suatu hari saya menemukan kotak perhiasan milik nenek yang di dalamnya berisi 3 butir batu akik berwarna kecoklatan. Saat saya tanyakan ke nenek, kata beliau batu itu dibeli di sebuah pasar di Makkah saat haji. Kemudian nenek memberikan satu dari akik imut tersebut kepada saya. Keesokan harinya saya bawa batu akik tersebut ke pasar untuk dicarikan cincin pengikatnya. Nyaris agak sulit mencari cincin pengikat yang pas, karena memang seharusnya memesan secara khusus sesuai ukuran batu akik dan ukuran lingkar jari saya. Namun akhirnya sebuah cincin entah dari bahan apa, dapat juga dijadikan pengikat batu akik tersebut. Saya memakainya dengan bangga. Bukan karena bentuk, warna atau jenisnya, tetapi hanya karena batu tersebut dibeli di Makkah yang begitu jauh.
Tidak cukup bertahan lama, cincin batu akik tersebut akhirnya saya lepas. Selain karena jari saya menjadi gatal saat berkeringat, menggunakan cincin tersebut sebenarnya serasa mengganjal dan mengganggu. Cincin apapun yang saya gunakan, hingga terakhir cincin kawinpun tidak cukup betah berlama-lama saya gunakan. Namun khusus cincin kawin, memang akhirnya saya jual saat butuh untuk membeli teralis untuk rumah baru BTN yang akan ditempati.
[caption id="attachment_370144" align="aligncenter" width="397" caption="Hotman Paris dengan deretan cincinnya (http://www.cumicumi.com/)"]
[caption id="attachment_370165" align="aligncenter" width="400" caption="Dukun dan cincinnya (lensaindonesia.com)"]
Mengapa banyak orang menggunakan cincin? Ya setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda. Namun khusus batu akik, pemakaian batu akik sebenarnya lebih kepada alasan mistis bin magis daripada alasan glamour dan keren-kerenan ala Om Hotman Paris. Berbeda dengan mereka yang menggunakan batu mulia seprti berlian, nilai prestisenya jauh lebih tinggi daripada yang menggunakan batu akik sebagai perhiasan, walaupun saat ini harga batu akik jenis tertentu 'digembar-gemborkan' bernilai puluhan hingga ratusan juta. Beberapa orang menuduh melambungnya harga batu akik akibat permainan spekulan ala 'monkey business'. (Baca: batu-akik-monkey-business-dan-nasib-para-penambang-intan).
Saat saya kecil dahulu, mereka yang pakai cincin batu akik besar-besar itu hanya tentara yang punya Koramil dengan kumis melintang, mbah dukun dan jagoan tukang berkelahi. Sedangkan kyai atau orang kebanyakan hanya menggunakan cincin akik dengan ukuran sedang saja. Namun berikutnya, cincin batu akik justri dipakai untuk lucu-lucuan, seperti yang dipakai oleh Tessy alias Kabul -- seorang pemain Srimulat.
Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, penggunaan batu akik sebenarnya lebih karena mitos magis dan kekuatan supranatural di balik beberapa jenis batu akik daripada karena unsur artistiknya. Sebut saja batu merah delima yang dipercaya dapat meningkatkan kemakmuran, kesejahteraan, wibawa dan pelindung dari serangan santet bagi pemakainya. Ada juga mustika akik kelor yang diambil dari fosil batang pohon kelor, dipercaya dapat digunakan sebagai pelindung ghaib karena dapat menarik khaddam jin. Dari cerita seorang teman, untuk mendapatkannyapun dibutuhkan ritual khusus bahkan sampai 'bertarung' dengan pemilik alam gaibnya. Sedangkan batu bacan yang sekarang banyak ditemukan di daerah timur Indonesia, dipercaya sebagai media penyembuhan, khususnya jenis bacan doko. Tak jarang ditemui pejabat yang menggunakan cincin dari beberapa jenis akik, katanya untuk kewibaan dan pengasihan, katanya agar berwibawa di depan anak buah dan disayang atasan. Biasanya, batu-batu tersebut tidak disebutkan sebagai transaksi jual beli, tetapi menggunakan istilah 'mahar' sebagai arti pertukaran.
Pengguna akik yang lainnya tertarik karena keunikan warna dan motifnya. Beberapa akik memiliki serat yang unik. Terkadang ditemui akik yang memiliki tulisan, gambar atau lafalz tertentu, sehingga menjadi begitu mahal. Namun bila hanya karena akik tersebut memiliki lafadz tertentu dan dipercaya memiliki kekuatan dan khasiat lebih, maka si pemakai akan sama dengan motif mereka yang saya ceritakan di atas. (Baca: batu-mulia-berlafaz-Allah-dibanderol-rp-1-miliar)
[caption id="attachment_370167" align="aligncenter" width="240" caption="Batu akik berlafadz Allah (http://medanbagus.com/)"]