Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Terlalu Baik pada Mantan

12 Januari 2015   07:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:19 7252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_390239" align="aligncenter" width="518" caption="Ilustrasi (pcmag.com)"][/caption]

Era komunikasi dan informasi, memungkin setiap orang untuk bisa mencari dan menghubungi orang lain dengan lebih mudah. Apalagi dengan dengan adanya jejaring sosial, rasanya hampir semua orang yang melek literasi dan tidak gagap teknologi, memiliki akun di facebook. Berikutnya, pernahkan Anda atau teman Anda mencoba mencari mantan kekasih, mantan pacar atau orang yang pernah Anda taksir di facebook? Setelah Anda dapatkan akunnya atau nomer telponnya, apa yang akan Anda lakukan berikutnya? Saya yakin Anda pasti akan mencoba menyapanya untuk sekedar 'say hello', menanyakan apa kabarnya dan syukur--syukur akhirnya Anda bisa bersua kembali di dunia nyata.

Buat saya, mencari informasi mantan dan bertemu kembali dengannya tidak masalah, asal Anda tahu bagaimana caranya mengendalikan diri untuk tidak memunculkan benih-benih ketertarikan alias CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Bisa-bisa, rumah tangga Anda atau mantan Anda, akan menjadi terganggu karena pasti akan ada perasaan cemburu dari masing-masing pasangannya. Lebih gawat lagi bila sampai terjadi hubungan terlarang yang menjurus ke perselingkuhan. CLBK bisa berakhir runyam karena prahara menanti di ujung jalan.

Mengapa saya atau Anda menjadi begitu kepo (ingin tahu) kabar si mantan dan sebisa mungkin ingin menghubunginya? Setiap orang pasti punya alasan yang berbeda-beda. Namun yang jelas, munculnya kenangan atau kerinduan akan suasana masa lalu dengan si mantan, pasti akan membuat Anda ingin mengetahui bagaimana kabarnya dan seperti apa mantan Anda tersebut sekarang. Akhirnya, kepo berlanjut menjadi usaha mencari informasi tentang dia.

Bila Anda sudah melacak keberadaannya, dan berlanjut pada tahapan komunikasi, sulit bagi Anda untuk tidak melibatkan perasaan. Apalagi bila ternyata mantan Anda hidup lebih memprihatinkan, karena kondisi keluarganya yang tidak harmonis. Lebih parah lagi bila ternyata dia sudah bercerai dengan pasangannya. Jiwa 'kepahlawanan' Anda akan bangkit untuk menjadikan Anda sebagai superhero yang siap menolong si mantan karena adanya rasa iba atau empati yang berbahaya bila berlebihan, seperti yang terjadi pada kasus berikut ini.

Kasus pertama

Suatu hari, seorang pria meminta istrinya untuk mengantarkannya ke rumah mantannya. Si istri mau saja untuk mengantarkannya, karena dianggap hanya iseng saja. Tidak ada sedikitpun rasa cemburu dan khawatir, bila suaminya akan jatuh hati kembali pada si mantan yang dulu 'kasih tak sampai' karena dilarang oleh orang tuanya. Dari kejauhan, si pria dan istrinya tidak turun dan mengetuk pintu untuk bertamu, mereka hanya mengamati saja dari jauh bagaimana kondisi rumah mantan dari si pria. Setelah itu, merekapun pulang begitu saja.

Di luar sepengetahuan si istri, ternyata si pria akhirnya berhasil menjalin komunikasi kembali dengan mantannya yang ternyata telah menjanda. Sampai di sini, si istri tidak juga merasa cemburu, karena dia tahu suaminya begitu baik dan jujur. Rupanya si pria hanya ingin si mantan dan istrinya bisa berteman dan jalan bersama, termasuk saat putri si mantan ada acara, si pria meminta istrinya untuk mendokumentasikannya dalam bentuk video. Perasaan si istripun menjadi semakin tidak nyaman. Puncaknya adalah saat si pria berencana untuk membantu memasukkan putra si mantan ke tempat kerjanya. Si istri begitu marah, mengapa suaminya begitu perhatian dan berbaik-baik dengan si mantan. Akhirnya, perasaan cemburu si istri memuncak dan pecahlah pertemgkaran hingga 1 minggu lamanya. Ultimatum si istri cuman satu. Suaminya diminta untuk mejauh dan menjaga jarak dengan si mantan dan keluarganya.

Kasus Kedua

Entah bagaimana awal mulanya, seorang pria mendapatkan nomer kontak mantan pacarnya dan merupakan cinta pertamanya saat SMA dahulu. Komunikasipun berlangsung semakin intens. Lebih-lebih karena si pria merasa begitu empati dengan mantannya tersebut yang ternyata sudah menjanda dan menjadi single parent.

Suatu hari, si mantan ingin bertemu dengan si pria dan istrinya. Si priapun dengan senang hati mengajak istrinya untuk menemui mantannya tersebut. Setelah berbasa-basi, berikutnya si mantan menyatakan kalau dia rela dinikahi dan menjadi istri kedua si pria. Tidak diceritakan bagaimana reaksi istri si pria saat seorang wanita lain meminta untuk dinikahi dan menjadi istri kedua suaminya di depan matanya sendiri. Namun yang jelas, si pria tidak menikahi mantannya dan dia masih dengan istrinya hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun