Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Habisnya Riwayat Dosen Killer

26 Juli 2011   05:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
duniaintuisi.blogspot.com

[caption id="" align="alignright" width="225" caption="duniaintuisi.blogspot.com"][/caption] Label dosen killer biasanya disematkan pada seorang dosen yang kurang memiliki hubungan baik dengan mahasiswanya. Seorang dosen killer akan lebih menempatkan mahasiswa sebagai objek penderita daripada sebagai mahasiswa yang dibimbing dan diberi motivasi untuk menjadi lebih baik lagi. Dosen killer bukan hanya mematikan harapan mahasiswa untuk mendapatkan nilai bagus, tetapi bisa juga menekan keberanian mahasiswa untuk kritis. Beberapa dosen killer yang menjadi pembimbing skripsi bahkan begitu galak pada yang bukan bimbingannya namun hanya baik pada bimbingannya sendiri. Mungkin definisi dan deskripsi saya di atas belum menggambarkan karakteristik istilah dosen killer yang saya dan Anda ketahui. Namun pernahkan Anda bermasalah dengan dosen killer yang mengakibatkan Anda tidak akan pernah lulus suatu matakuliah karena Anda masuk dalam daftar blacklistnya? Saya harap tidak. Sertifikasi Dosen Saat ini sertifikasi dosen (serdos) sedang bergulir. Semua dosen yang memenuhi syarat seperti minimal jenjang pendidikan harus S2 dan jabatan akademik minimal asisten ahli, disibukkan dengan proses sertifikasi dosen. Hebatnya lagi, proses pengajuan sertifikasi dosen saat ini dilakukan secara online melalui http://serdos.dikti.go.id/. Salahsatu instrumen yang saya anggap penting dalam proses sertifikasi dosen ini adalah, adanya penilaian kompetensi dosen yang diberikan oleh 2 orang atasan, 3 orang rekan sejawat dan 5 orang mahasiswa yang ditunjuk oleh jurusan. Aturannya, jurusan menunjuk 5 orang mahasiswa yang pernah diajar oleh dosen yang dinilai tanpa sepengetahuan dosen yang bersangkutan. Mahasiswa kemudian memberikan penilaian  secara rahasia dengan mengisi angket dosen secara online. Skor nilainya antara 1-5. Jika rata-rata nilai berada di bawah 3.5, maka habislah harapan si dosen untuk lolos sertifikasi, karena skor penilai mahasiswa ini cukup menentukan. Komperensi yang dinilai dari seorang dosen bisa dibaca di tulisan Dewi Laily Purnamasari yang mengupas sosialisasi sertifikasi dosen. Bagaimana dengan riwayat dosen killer? Saat mahasiswa memiliki kewenangan untuk menilai dosen, maka habislah riwayat dosen killer untuk mendapatkan sertifikasi dosen, serta memperoleh tunjangan sertifikasi dosen yang lumayan besar dari pemerintah. Jadi jika Anda bangga dijuluki dosen killer, saya kira belum terlambat untuk memperbaiki diri  dengan menjadi dosen yang friendly sehingga bisa memanusiakan mahasiswa dengan sebaik mungkin. Saya kira itu langkah cerdas pemerintah  untuk meningkatkan kualitas dunia pendidikan tinggi dengan memaksa dosen memperbaiki diri dan kompetensinya, sekaligus meningkatkan pendapat dosen untuk bisa hidup lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun