Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Forbidden Market di Sidoarjo

26 Februari 2012   13:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:05 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Forbidden City (Courtesy of wikimedia.org)

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="Forbidden City (Courtesy of wikimedia.org)"] [/caption] Bila di China ada 'Forbidden City', di Sidoarjo justru ada 'Forbidden Market' . Namun saya sendiri tidak tahu hubungan keduanya. Apakah Forbidden Market juga ada di Forbidden City, karena sebuah kota pastinya memiliki juga pasar di dalamnya. Baik, kita jalan-jalan ke Forbidden City yang ada di negeri Kungfu Panda. Nama Forbidden City atau Kota Larangan sendiri merupakan nama yang diberikan oleh maharaja pada Dinasti Ming hingga Dinasti Qing.  Bangunan dari kompleks kota ini terletak di di Kota Beijing.  Mengapa diberi nama Kota Larangan, ternyata menurut http://www.chinahighlights.com karena tempat ini hanya diperbolehkan untuk kaum bangsawan kerjaan dan terlarang untuk rakyat jelata alias ordinary people. [caption id="" align="alignleft" width="184" caption="Masjid Al-Harom"][/caption] Konsep Kota Larangan ini mungkin hampir sama dengan Kota Makkah tempat Umat Islam menjalankan ibadah haji. Kota atau Makkah juga disebut sebagai Tanah Haram (Forbidden Land) tempat masjid pertama dibangun di muka bumi, yaitu Masjidil Harom. Tanah Haram sendiri menurut http://www.ustsarwat.com/ merupakan wilayah yang telah disepakati ketentuan yang mengharamkan melakukan berbagai hal, seperti berburu, mengangkat senjata, mematahkan tumbuhan dan seterusnya, termasuk juga haram untuk dimasuki oleh kafir (non-muslim). Nah, di Sidoarjo ternyata terdapat sebuah pasar yang disebut Pasar Larangan.  Letaknya cukup dekat dengan alun-alun Kota Sidoarjo, yakni di belakang Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo. Pasar Larangan ini merupakan pasar terbesar di Sidoarjo yang menjual berbagai kebutuhan bahan pokok dan barang-barang kelontong hingga elektronik. Mengapa pasar ini disebut sebagai Pasar Larangan? Saya sendiri belum tahu jawabannya. Namun saat 10 tahun yang lalu saat awal pindah ke Sidoarjo, mendengar nama pasar ini, rasanya unik juga dan menimbulkan keingintahuan sejarah penyebutan nama larangan. Apakah kata 'larangan' bisa disebut sebagai 'forbidden' dalam bahasa Inggris, atau justru berasal dari kata 'larang' dalam bahasa Jawa yang artinya mahal. Bila memang larangan berarti mahal, maka dalam bahasa Inggris pasanya disebut 'Expensive Market' ya. [caption id="attachment_165303" align="aligncenter" width="620" caption="Pasar Larangan Sidoarjo"]

13302616622145818846
13302616622145818846
[/caption] [caption id="" align="alignright" width="300" caption="Api Abadi (Eternal Flame), Courtesy of plat-m.com"][/caption] Jangan salah. Kata 'larangan' untuk menyebut objek atau tempat ternyata ada juga di pulau Madura. Ada sebuah desa yang disebut 'Larangan Tokol' yang terletak di Kabupaten Pamekasan. Kata 'tokol' dalam bahasa Madura berarti 'Pukul' atau 'Memukul'. Jadi apakah nama 'Larangan Tokol' berarti larangan untuk memukul? Saya juga tidak bisa memastikan artinya. yang jelas, di Desan Larangan Tokol ini terdapat api tak kunjung padam yang berasal dari gas alam yang menyembur dari bawah tanah. Uniknya, api yang ada di sini memiliki cerita legenda tersendiri yang dikaitkan dengan hubungan asmara antara orang sakti yang bernama Ki Moko dengan seorang putri dari Palembang. Hmmm... jauh juga ya kalau hubungan asmara orang Madura kok bisa sampai di Palembang sana. Demikian beberapa cerita terkait Kota Larangan, Pasar Larangan, Tanah Larangan dan Desa Larangan. Semoga membawa manfat  bagi saya dan Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun