Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar dari Penambal Ban

7 Juni 2011   06:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:47 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pagi ini saya ada jadwal tatap muka jam 9.15, namun sampai dengan jam 9.30 saya masih di jalanan Kota Surabaya untuk mengurai kemacetan sepanjang jalan A. Yani hingga Prapen menunju wilayah Semolowaru. Namun untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, ban belakang sepeda motor mendadak gembos. Sayapun seketika menginjak rem dan berhenti di dekat gerbang. Rupanya sebuah skrup menancap masuk menembus ban luar motor. Akhirnya saya memutuskan berbelok arah untuk menitipkan sementara 'turangga' saya tersebut di parkiran Bank BRI depan kampus. Setelah makan siang yang disediakan gratis di kantor, sayapun menuntun sepeda motor mencari tembel ban di sekitar kampus. jarak 50 meter ke arah kampus tetangga sebelah, saya menemukan tambal ban. Namun sayang pemilik tambal bannya sedang standby alias tidak berada di tempat. Kata orang warung depan tambal ban tersebut, si penambal bannya masih ke masjid karena dia juga merangkap sebagai takmir masjid. Lima menit kemudian, muncul seorang bapak tua yang berjalan sambil tergopoh-gopoh mendekat. Dengan sigap dia langsung mengatur posisi sepeda motor saya. "Ini motor bapak?"  "Iya betul pak, roda belakannya kena paku," jawab saya dengan ramah. Dengan cekatan Pak Penambal ban tersebut mencungkil ban luar untuk mengeluarkan ban dalamnya. Ban dalam tersebut diisi angin dan dicelupkan ke air untuk menentukan posisi permukaan ban yang bocor. Akhirnya 2 titik bocor ditemukan yang berdekatan. "Bagaimana Pak?" tanya saya pada Pak Penambal Ban. "Apakah bisa ditambal atau diganti saja ban dalamnya dengan yang baru." Namun Pak Penambal Ban tersebut berkata, "Ditambal saja mas, tidak apa-apa. Yakin saya jamin kuat kok."  Akhirnya saya memutuskan untuk ditambal saja. Sembari menunggu proses pembersihan, penambal dan pembakaran ban yang bocor tersebut, sayapun membuka pembicaraan. "Bagaimana Bapak bisa memastikan apakah ban yang ditambal itu bagus dan tidak mudah terkelupas?". "Ya, itu tergantung dari karakter orang yang menambalnya mas." Jawab Bapak tersebut.  Melihat saya bingung dengan jawaban tersebut, bapak tersebut melanjutkan penjelasannya, "Jadi bekerja itu harus dapat dipercaya, dan semua orang sebelum-sebelumnya sudah percaya pada hasil kerja saya." Rupanya Pak penambal ban ini ingin mengingatkan saya bahwa bagus tidaknya sebuah hasil pekerjaan berkorelasi terhadap reputasi orang yang melakukan pekerjaan tersebut. Penjelasan berikutnya, beliau menekankan pada rasa tanggung jawab pekerjaan yang dijelaskannya dalam bahasa yang cukup tinggi untuk ukuran rata-rata penambal ban. Rasanya saya seperti sedang mendaptkan kuliah 1 sks yang efektif. Saat ban dalam tersebut telah selesai dipanaskan, beliau menunjukkan pada saya betapa hasil tambalannya benar-benar rapi dan kuat. Setelah membayar, tak lupa saya ucapkan terimakasih atas ilmunya. Dan pesan terakhir yang saya ingat sebelum meninggalkan tempat, "Kalau sampean gumbul (berkumpul) dengan saya, InsyaAllah akan belajar banyak hal."  "Iya Pak terimakasih," jawab saya sambil berlalu dari tempat tersebut. Kesimpulan saya, jika Allah akan memberikan ilmu kepada seseorang, maka jalannya bisa dengan berbagai cara. Ban gembos terkena paku itu hanya lantaran saja, supaya saya bisa menimba ilmu dari orang yang mungkin sulit saya temui dalam kondisi biasa-biasa saja. Alhamdulillah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun