Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Admin, Kompasianer dan Pengacara

10 Agustus 2011   07:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heboh pengungkapan identitas Eyang Topeng pada tulisan "Saya Tahu Siapa Si Topeng Sebenarnya (STSSTS) ", sampai dengan hari ini  cukup membuat puasa saya hampir batal. Bukan karena saya tergoda untuk makan-minum apalagi melakukan amalan yang membuat saya membatalkan puasa, tetapi hanya karena terlalu banyak membaca tulisan humor dari Bung Katedra dengan judul "Saudara Choiron dan Admin Kompasiana Semestinya Minta Maaf ". Humor tersebut katanya cuman untuk membantah tulisan saya yang menunjuk kalau Eyang Topeng itu adalah Eyang Widodo.

Anehnya, bantahan atau klarifikasi Eyang Topeng tersebut tidak dilakukan sendiri. Bantahan dan klarifikasi dilakukan oleh Bung Katedra yang saya samakan seperti Ruhut Sitompul saat menutup-nutupi keberadaan M. Nazaruddin. Iya, Bung Katedra sudah bertindan seperti pengacara di Kompasiana ini. Jadi di Kompasiana ini selain ada Admin dan Kompasianer, ketambahan jenis user baru yang namanya pengacara.

Lebih lucu lagi, Bung Katedra menyuruh saya dan Admin untuk meminta maaf pada Eyang Widodo. Andaikata Bung Katedra membaca sampai tuntas tulisan saya, pasti akan ditemukan permintaan maaf saya pada Eyang Widodo pada paragraf akhir. Berikut kutipannya.



Penutup

Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Eyangwid berkenan dengan tulisan ini. Salam hormat saya Eyang Wid ya. Semoga ini cukup bisa menjawab rasa penasaran teman-teman Kompasianer dan lebih mengenal Eyang Wid lebih baik lagi.



Jadi, judul humor Bung Katedra tidak tepat. Tetapi karena diposting di kolom humor, maka saya kira menjadi sah dan tidak perlu dipermasalahkan. Humor model kelirumolog justru semakin lucu jika semakin banyak salahnya.

Alasan Bung Katedra yakin bahwa Eyang Topeng bukan Eyang Widodo karena katanya Eyang Topeng sudah mengirimkan foto aslinya dan sempat telpon-telponan. Wajah dan suaranya tidak seperti kakek-kakek usia 70 tahunan. Lalu saya bilang, andaikata Eyang Topeng mengiriminya foto Brad Pitt dan waktu telpon menggunakan bahasa Madura, apa Bung Katedra akan menyampaikannya juga kalau ternyata Eyang Topeng itu aslinya berwajah Brad Pitt dari Madura. Ssst.... jangan tertawa! ini bukan humor... hahaha......

Sayasih tidak mempermasalahkan niat baik Bung Katedra untuk menjadi penyambung lidah (asal bukan penyambung kolor) dari Eyang Topeng. Biarkan saja Eyang Topeng memberikan bantahan dan klarifikasinya sendiri untuk tidak tampil jaim ala SBY. Cukup Beliau tampil dan bilang, "hai ummat manusia, sesungguhnya aku ini seganteng Brad Pitt dan aku bukan Eyang Widodo." Saya kira itu sudah lebih dari cukup. Perkara teman-teman Kompasianer percaya atau tidak, serahkan pada mereka.

Saya kira begitu jawaban saya, atas humor Bung Katedra.

______________________

Sebuah tulisan dijawab dengan tulisan, setuju?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun