Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Media Sosial dan Keruntuhan Indonesia

15 November 2017   07:52 Diperbarui: 15 November 2017   08:26 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satu masalah serius pada pemilu Amerika adalah, adanya campur tangan Rusia melalui penggiringan opini di Media Sosial, untuk memenangkan Donald Trump. Beberapa orang telah ditangkap dan saat ini terus diselidiki

Referendum pemisahan Catalonia dari Spanyol, juga diduga adanya campur tangan Rusia melalui media sosial seperti Twitter, Facebook, dan media di Internet lainnya yang bersifat masif. Entah negara mana lagi yang akan menjadi korban campur tangan asing melalui penggiringan opini media sosial.

Perang moderen tidak lagi menggunakan senjata ala gertak sambal Korea Utara, tetapi lebih pada perang ekonomi, kebudayaan dan penguasaan media informasi dan komunikasi.

Jika Indonesia tidak cepat tanggap untuk mengendalikan pemanfaatan internet dengan memblokir konten negatif, memberantas hoax dengan menangkapi pembuat dan penyebar hoax, meregistrasi pengguna kartu seluler dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya menggunakan internet dan media sosial secara dewasa dan bertanggungjawab, maka Indonesia akan mudah menjadi sasaran berikutnya.

Politik Devide et Impera atau pecah belah dan jajah, dapat dilakukan melalui media sosial. Adu domba masyarakatnya dengan berbagai isu SARA, buat rakyatnya tidak percaya pada pemerintah, buat antar pemeluk agama saling bermusuhan, buat antar suku saling berperang, benturkan pribumi dengan non pribumi, maka akhirnya tamatlah riwayat Indonesia dan lahirlah negara kecil-kecil berdasarkan suku, agama, ras dan golongan. Berikutnya, imprealis yang sesungguhnya akan masuk dan menjajah tanpa harus menembakan satu peluru pun dan mengorbankan nyawa prajuritnya.

Kita? Kata kita akan terhapus dan yang ada hanya kata kami dan kalian. Tidak ada lagi Indonesia. Tidak ada lagi NKRI. Semua berubah menjadi Negara Madura, Negara Manado, Negara Maluku, Negara Borneo dan negara-negara kecil lainnya.

Siapkan passport dan visa saat Anda dan saya akan berkunjung ke negara-negara tersebut. Saya harus menyiapkan visa dan passport saat harus menyeberangi Suramadu saat pulang kampung, karena saya kelahiran Negara Madura, namun menetap di Negara Jawa. Di Jawa? Saya akan disebut sebagai non pribumi oleh orang-orang penduduk Jawa asli dan tidak boleh menduduki jabatan apapun karena saya bukan penduduk pribumi Jawa. Anak-anak saya yang lahir di Jawa, akan disebut sebagai warga keturunan. Mereka tidak boleh menjadi tentara, polisi dan PNS karena bukan penduduk asli 100% Jawa. Itu semua terjadi saat Indonesia runtuh karena kita saling bermusuhan dan berpecah-belah.

Jadi, gunakan internet dan media sosial dengan bijaksana. Agar Indonesia bisa terus jaya, aman dan tentram selama-lamanya.

#IndonesiaKita

https://www.reuters.com/article/us-spain-politics-catalonia-russia/spain-sees-russian-interference-in-catalonia-separatist-vote-idUSKBN1DD20Y

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun