Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membedah Formula Ilmuan Somplax

22 November 2015   09:17 Diperbarui: 22 November 2015   09:17 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda bertemu dengan seorang ilmuan gila alias somplak? Ya, saya pernah. Bukan hanya 1, tetapi 3 sekaligus. Celakanya, saya merasa begitu bodoh di depan mereka karena benar-benar tidak memahami formula yang mereka tawarkan. Begini ceritanya.

Suatu sore, saya berjalan-jalan di sebuah mall di kawasan Surabaya barat. Saat berada di atrium, saya melihat sebuah bazar yang tampaknya begitu aneh bin ajaib. Bazar tersebut memamerkan dan menjual berbagai barang. Mulai dari tas, kaos, makanan, minuman hingga usaha lain yang tak terdefinisikan saking anehnya. Saya pun mencari tangga turun untuk masuk ke bazar tersebut.

Sesampai di sebuah kios aneh, beberapa pengunjung sedang menyimak penjelasan dari seorang pria muda yang menggunakan jas laboratorium lengkap dengan kacamata lebar pelindung ala scientist. Dua buah tabung lengkap dengan spuit atau alat suntik berada di sebuah meja. Saya benar-benar tidak paham apa yang dijualnya. Ramuan awet mudakah? Ramuan untuk berubah menjadi manusia hijau ala Hulk kah? Atau ramuan ajaib lainnya. Seorang dari 3 pengunjung wanita tadi mengeluarkan uang untuk membeli salah satu produk berasap dengan suntikan di atasnya.

Beruntung, salah seorang dari ilmuan somplak yang berikutnya saya kenal bernama Felicia, mau melayani kegusaran saya. Felicia juga memperkenalkan teman-temannya. Pria yang pakai kacamata lebar tadi bernama Albert dan dibantu oleh Ismanto yang berada di dalam ruangan gelap.

Tiga Ilmuan Somplax

Menurut Felicia, mereka menawarkan ramuan yang dikemas dalam gelas kaca seperti yang digunakan pada percobaan kimia. larutan yang di dalam botol mengandung vitamin yang dapat membantu menyembuhkan penyakit malaria. Gula yang digunakan menggunakan gula asli dan di dalam spuit yang berwarna merah tersebut merupakan jeli. Akhirnya Felicia menawari saya untuk mencoba secara gratis. Saya pun ragu-ragu, karena merasa aneh dengan tampilan stand dan kemasan formula yang dimaksud. Akhirnya saya memutuskan untuk menerima tawaran Felicia yang menjawab pertanyaan saja dengan ramah.

Konyolnya, saya mencoba memakan jeli yang berada di dalam spuit dari lubang kecilnya dengan menekan bagian spuit. Tentu saja itu tidak akan berhasil. Akhirnya saya bisa menikmati isi spuit yang ternyata benar-benar jeli dengan cara membuka pendorongnya. Halah... di situ saya merasa ikutan somplax. Kesomplakan saya tidak berhenti di situ saja. Setelah memakan jeli di dalam spuit, saya berpamitan kepada 3 ilmuan somplax. baru beberapa langkah, seorang pemuda mengejar saya sambil membawa gelas kaca yang saya tinggalkan tadi. Ternyata, semua perangkat tersebut untuk saya dan boleh dibawa pulang. Saya memandang galau gelas kaca tersebut. Saya tidak tahu harus diapakan. Toh formulanya sudah saya makan. Tetapi melihat sedotan di antara spuit, saya berfikir ini pasti untuk meminum cairan yang ada di dalamnya. Saya pun nekat untuk menyedot sedikit dengan perasaan was-was. Eureka!!! ternyata itu minuman bersoda lengkap dengan potongan jeli warna putih di dalamnya. Di situ saya merasa tolol. 

Saya pun menenteng gelas kaca berkeliling mal, sambil sesekali meminum isinya. Anda tahu apa yang terjadi? Ternyata banyak orang yang memperhatikan saya. Mereka pasti merasa aneh melihat seseorang membawa gelas kaca kimia dengan spuit di atasnya. Mungkin mereka berfikir saya ini pecandu narkoba atau lainnya. Dugaan saya tidak salah. Seseorang yang saya temui berfikir kalau saya ini salah satu tenaga medis, karena membawa suntikan. Masak tampang begini kayak tenaga medis sih?

Kreatfitas Kemasan

Sesampai di rumah, istri saya bertanya gelas kaca yang saya bawa dan untuk apa bawa suntikan. Saya jelaskan kalau ini adalah tempat minuman bersoda dicampur jeli dengan pendinginnya menggunakan ice dry. Sedangkan suntikan besar digunakan untuk menyimpan jeli rasa jambu merah. Ternyata istri saya merasa ngeri bila harus minum dan makan dari peralatan yang biasanya berada laboratorium atau peralatan medis lainnya. Pintarnya, mereka menggunakan tabung plastik transparan sebagai sekat untuk meletakan ice dry agar minumannya dingin namun tidak tercampur dengan ice dry-nya.

Mungkin istri saya bukan tipe freak yang mencoba hal yang aneh-aneh. Saat ini memang banyak kuliner yang mengemas makanan atau minumannya begitu kreatif. Salah satunya adalah produk Mad Scientist yang mengemas minuman dalam bentuk larutan kimia lengkap dengan gelas percobaannya. Dengan uang senilai 35 ribu rupiah, pelanggan bisa mendapatkan minuman beserta perangkatnya. Tentu saja sayang kalau setelah minum, kemasannya harus dibuang. Di rumah, bisa saya gunakan untuk membuat minuman jus jeruk sambil membayangkan diri ini berubah menjadi vampire ala Edward Cullens yang ganteng tapi yang tidak maho tentunya. Anda mau mencoba? :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun