Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bila Sarjana Teknik Mesin Membuat Sambal

21 Oktober 2015   19:09 Diperbarui: 21 Oktober 2015   21:13 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah berawal dari seringnya saya lihat seorang teman kos dulu, memposting foto-foto botol sambal yang disebutnya khas sambal ikan roa dan rica-rica ikan tuna dari Manado. Penasaran, akhirnya saya mengontaknya untuk mendapatkan produknya. Namun karena rumahnya cukup dekat dengan tempat saya bekerja, akhirnya saya sempatkan untuk mendatangi saja di rumahnya.

Nama aslinya Zulkifli Mardani, memang berasal dari Manado. Dia merupakan sarjana teknik mesin yang saat ini juga mengelola perusahaan angkutan. Jadi memang cukup mengherankan saat mengetahui dia begitu serius membuka usaha kuliner dan menjualnya secara online. Menurut Zulkifli, awalnya dia juga tidak begitu niat untuk memproduksi sambal ikan roa dan tuna suwir. Saat itu dia punya banyak persediaan ikan roa asap yang dikirim dari Manado. Makan ikan roa sudah begitu membosankan. Akhirnya timbul ide untuk membuat sambal ikan roa khas Manado.

Ikan roa merupakan ikan khas Sulawesi Utara khususnya Manado. Bentuknya seperti ikan cucut dengan mulut runcing, namun runcingnya berada di bagian bawah. Ukurannya antara 20-25 cm. Proses pengolahannya cukup panjang. Ikan roa yang telah dibersihkan, diawetkan dengan cara  diasap selama 12 jam. Berikutnya digiling hingga halus dengan terlebih dahulu membuang bagian kepala dan tulang-tulangnya. Proses terakhir, mencampur ikan tersebut dengan bumbu berupa cabe, minyak nabati, garam, bawang dan tanpa bahan pengawet. Sambal ikan roa ini bisa bertahan hingga 6 bulan disimpan di tempat yang sejuk. Sedangkan suwir ikan tuna rica-rica, hanya bertahan 2 hari dari saat dimasak, dan bisa bertahan hingga 1 minggu bila disimpan di lemari pendingin. Itu mengapa, ikan tuna rica-rica hanya diproduksi bila ada pesanan. Selain sambal ikan roa sebagai produk andalannya, Zulkifli juga memproduksi abon daging.

Beberapa produksi sambal ikan roanya dibagi-bagikan ke orang-orang. Ternyata sambal ikan roa racikannya banyak juga yang suka. Zoelkifli juga mencoba memperbaiki kualitas sambalnya baik agar selain lezat, juga bisa tahan lama disimpan walaupun tanpa bahan pengawet. Setelah 5 bulan, akhirnya dia memutuskan untuk memproduksi dan memasarkan sambal ikan roa secara luas. Produk sambalnya sudah beredar luas mulai dari Jakarta, Makassar hingga ke manca negara seperti Australia, Hongkong dan beberapa negara asia lainnya. Masakan pedas memang sedang digemari saat ini. Terbukti dengan bermunculannya warung kuliner masakan pedas dengan berbagai tingkat kepedasaannya. Raanya trend masakan pedas akan bertahan cukup lama, mengingat urusan lidah dan seleranya akan selalu saja dibutuhkan.

Perusahaannya diberi nama Shafana yang merupakan singkatan dari kedua nama anaknya.Hingga saat ini, usaha sambal home industrinya memproduksi sambal ikan roa 300 botol per bulan dan 100 botol per botol ikan tuna rica-rica. Ke depan, Zulkifli sedang mempersiapkan untuk membuat restoran khusus masakan Manado yang menjual bubur Manado, ikan bakar rica, nasi kuning Manado yang khas dibungkus dengan daun lontar, kuah asam kepala ikan, panada dan masakan khas Manado lainnya.

Ujicoba Produk

Terus terang, saya bukan penggemar masakan pedas. Pria virgo seperti saya, cukup rentan serangan lambung dan membatasi diri untuk masakan pedas. Sehingga, saya perlu mengundang seorang pakar persambalan dan penggemar berat sambal, yang kebetulan teman kerja, Bu Vega dan Bu Anggit. Namun demikian, saya juga harus mencoba sambal Ikan Roa dan yang pasti tuna rica-rica.

Hasil dari incip-incip saya untuk sambal ikan roa dan ikan tuna rica-rica, saya begitu suka dengan keduanya. Apalagi saat dimakan dengan nasi putih hangat. Ikan tuna rica-rica ini cocok juga untuk dibawa berkemah atau travelling ke luar kota dan Anda membutuhkan makanan cepat saji. Sedangkan pedas sambalnya juga masih bisa diterima lidah dan perut. 

Ternyata, kedua pakar persambalan yang saya minta untuk mencoba, berkobementar hal yang sama. Menurut mereka, rasa sambalnya enak dan pedasnya juga wajar. Sedangkan tuna rica-rica, mereka hanya berkomentar 'enak' dan sudah pas rasanya. Terakhir, mereka meminta nomer telpon produsennya untuk memesannya sendiri. Hahaha... Rupanya sambal produksi Shafana ini membuat ketagihan juga. Ayo, siapa mau coba? Hubungi sendiri chefnya yang ganteng di bawah ini.

Penutup

Saya pikir, untuk memulai bisnis atau usaha, tidak perlu muluk-muluk dan membutuhkan modal besar. Cukup mulai dari hobby atau kegemaran yang terus dikembangkan punya nilai jual. pada akhirnya, hobby dan kesenangan bisa menjadi lahan pekerjaan bila ditekuni dan diseriusi. Zulkifli salah seorang yang membuktikan bahwa hobby dan kesenangan, bisa menjadi lahan pekerjaaan. Yang membuat saya senang adalah, dia memiliki obsesi untuk mendirikan sentra kuliner khas Manado di Surabaya. keren kan? ya iyalah... :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun