Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Mau Jadi Manusia Sumbu Pendek

8 Desember 2012   11:43 Diperbarui: 4 April 2017   17:48 9619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1354966754166811577

Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang cukup sensitif dan mudah terbawa amarah? Ya, pasti Anda pernah menemukan orang yang begitu sensitif dan reaktif terhadap apa yang dianggapnya tidak pas dengan dirinya. Mereka ini biasanya dikenal sebagai manusia sumbu pendek. Ciri-cirinya adalah mudah marah dengan emosi yang tidak stabil. Hal kecil saja bisa jadi pemicu marah bila dia salah terima terhadap apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya. Padahal belum tentu apa yang ditangkap dan dipersepsikannya itu sesuai dengan kejadian dan makna yang sebenarnya. Mengapa disebut sebagai manusia sumbu pendek? Sebenarnya istilah sumbu biasa digunakan pada petasan dan dinamit. Berapa lama sebuah petasan atau dinamit akan meledak setelah ujung sumbunya disulut, tergantung dari seberapa panjang sumbu petasan hingga mencapai tengah petasan yang akan terbakar dengan cepat dan meledak.  Semakin panjang sumbu, semakin punya waktu bagi orang si pemiliknya untuk berfikir apakah akan rambatan api pada sumbu akan dipadamkan atau dibiarkan saja mencapai petasan. Namun bila sumbu terlalu pendek, tidak ada waktu untuk berfikir bahkan menyelamatkan diri bagi siapapun yang ada di sekelilingnya. Manusia bersumbu pendek akan mudah meledak emosinya. Dia tidak punya banyak waktu untuk berfikir dan menguji kebenaran persepsinya, karena pengendalian emosinya yang rendah dan berakibat pada cepatnya reaksi kemarahan terlontar. Sedangkan manusia bersumbu panjang, selalu punya waktu untuk menguji kebenaran persepsi yang terbentuk sehingga jarang terjadi ledakan emosi apalagi hanya karena miss komunikasi dan miss persepsi. Dengan kata lain, manusia sumbu pendek akan meledakkan kemarahan, baru setelah itu berfikir. Sedangkan manusia sumbu panjang, dia akan berfikir dulu baru memutuskan untuk meledakkan kemarahan atau tidak. Silahkan kenali diri Anda, apakah tipe manusia sumbu pendek atau sumbu panjang. [caption id="attachment_220292" align="aligncenter" width="300" caption="Sumbu Panjang Vs Sumbu Pendek "][/caption] Bagaimana bila kekasih, suami/istri, teman, saudara, atau orang yang Anda kenal termasuk tipe manusia sumbu pendek? Perlu diingat, keberhasilan sebuah hubungan, baik pacaran, rumah tangga, pertemanan, dan relasi kerja, akan tergantung dari kemampuan kita mengendalikan diri dan kemampuan berkomunikasi. Seseorang yang memiliki tipe sumbu pendek akan cenderung sulit membangun hubungan jangka panjang bila terlalu reaktif dan mudah tersulut emosinya. lebih-lebih bila saat emosi, dia menutup akses komunikasi berupa dialog yang merupakan kunci sukses sebuah hubungan. Tanpa komunikasi yang baik, permasalahan remeh-temeh menjadi besar karena adanya sumbatan komunikasi dan tentu saja emosi. Padahal sebuah ledakan kemarahan pasti menyakitkan hati baik bagi manusia sumbu pendek, maupun orang yang terkena imbas ledakannya. Bila Anda sendiri adalah manusia sumbu pendek, bersyukurklah bila Anda masih menyadarinya. Kesadaran dan mengenal diri sendiri adalah modal utama untuk bisa berubah. Bila Anda si manusia sumbu pendek, cobalah untuk belajar mengendalikan diri. Ubah pola pikir (mindset), katakan pada diri sendiri, "tidak semua hal harus membuat saya marah! saya hanya marah pada hal yang penting dan prinsip saja". Andai kata Anda saat ini belum bisa mengendalikan diri untuk tidak mudah meledak, saat tenang segera bangun komunikasi agar Anda tidak terjebak pada persepsi yang salah, apalagi sampai memarahi orang yang salah. Ingat juga, kemarahan bukan hanya menyakiti orang lain, tetapi juga menyiksa diri sendiri. Bila Anda adalah teman, kekasih, saudara, istri atau suami dari si manusia sumbu pendek, kenali dengan lebih baik, hal apa saja yang membuat pasangan atau saudara Anda yang bersumbu pendek tersebut marah. Hindari hal-hal yang paling sering menjadi pemicu (trigger) terjadinya ledakan. Sering kali, pembicaraan basa-basi sudah lebih dari cukup bagi si manusia sumbu pendek untuk marah besar. Hindari pembicaraan atau sikap kita yang kita tahu akan memancing kemarahan. Buat saya seringkali menjaga perasaan pasangan nomer satu, sedangkan kejujuran nomer dua. Ingat, menghindari berkata yang sebenarnya bukan berarti harus berbohong. Belajar menggunakan kalimat diplomatis dan tidak menimbulkan pertanyaan baru, penting untuk dilakukan demi menjaga agar pasangan Anda yang bertipe sumbu pendek tidak sering meledak-ledak. Bila sudah terlajur marah, biarkan dulu hingga mesiu terbakar habis, setelah itu baru bangun dialog untuk menetralkan keadaan. Jangan mencoba membangun komunikasi di saat si sumbu pendek sedang meledak marah. Pasti tidak akan mudah. Silahkan Belajar Lebih Baik Cara Berkomunikasi yang Baik Yuk… Demikian ulasan saya tentang si manusia bersumbu pendek. Semoga bermanfaat. _____ gambar diolah dari agazsantiago.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun