Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ih Agnes Kok Jorok Sih Pak?

13 Juli 2012   17:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:59 11176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1342199606151044811

Final Indonesian Idol memang sudah berlalu minggu lalu. Namun kontroversinya bergulir hingga hari ini. Polemiknya bukan seputar Sean Idol yang terpilih menjadi pemenangnya. Tetapi karena pilihan kostum Agnes Monica yang menjadikannya kontroversi bagi sebagian orang. Saat itu saya dan keluarga nobar alias nonton bareng sajian Indonesia Idol. Setelah beberapa penampilan pembuka, giliran juri Indonesian Idol yang terdiri dari Ahmad Dhani, Agnes Monica dan Anang Hermansyah memasuki panggung. Agnes berjalan ditengah diapit oleh Anang dan Dhani. [caption id="attachment_193936" align="aligncenter" width="416" caption="Diambil dari sayhitohenny.blogdetik.com"][/caption]

Yang membuat saya shock adalah penampilan gaya busana Agnes yang tadinya saya pikir telanjang. Maklum, waktu dia keluar, saya sedang tidak memakai kacamata minus berlabel Rayban -- yang saya beli di BIP Bandung seharga 25 ribu saja. Sebagai pria tulen dan normal, tentu saja saya cukup 'terangsang' oleh tampilan sepintas Agnes yang CD lagunya saya koleksi dan sering saya putar di cd player saya. Setelah kaca mata minus saya pakai, OMG... pupil mata terasa melebar, otak mengolah data visual Agnes Monica sebagai sebuah vitamin mata. Beruntung air liur saya tidak sampai menetes dan membasahi kaos kutang (bukan BH loh ya). Anda boleh menuduh saya sebagai pria berpikiran 'ngeres' dan piktor (pikiran kotor) karena bernafsu sekali saat melihat Agnes dengan baju jaring warna kulit tersebut. Saya terima tuduhan Anda. Namun kata istri saya, itu lebih baik daripada suaminya justru lebih tertarik melihat sesama pria, alias maho (manusia homo). Tiba-tiba putri saya yang baru saja naik ke kelas 4 SD berseru, "Ih Agnes Kok Jorok Sih pak?" Kalimat putri saya tersebut langsung membuyarkan imajinasi liar saya bersama Agnes. Padahal selangkah lagi, saya sudah bisa duduk berdua bersama Agnes. Tentu saja dalam alam imajinasi saya. Saya langsung gelagepan dan tidak bisa menjawab penilai putri saya terhadap penampilan Agnes. Yah, mungkin itu salah saya yang tidak mendidik dia untuk menghargai kebebasan berekspresi. Seharusnya putri saya kagum pada Agnes dan suatu saat nanti dia akan menirunya. Tapi apa saya rela putri saya meniru gaya berpakain Agnes dan diplototin oleh laki-laki hidung zebra bin mata buaya? Ah rasanya tidak. Itulah keegoisan saya sebagai bapak sekaligus pria normal. Senang melototin wanita-wanita seronok seperti Agnes, tetapi tidak nyaman kalau yang tampil adalah istri, anak perempuan, atau saudarinya sendiri. Akhirnya sayapun menjawab celetukan putri saya dengan pertanyaan, "Iya, kenapa Agnes kok tampil jorok gitu? Mungkin dia ingin tampil beda ya," jawab saya sekenanya. Entah apa yang dipikirkan oleh putri saya tersebut mendengar jawaban saya. Mungkin seharusnya saya memberi tahu dia kalau apa yang dilakukan Agnes itu bukan hal luar biasa dan tidak perlu dipermasalahkan. Atau entahlah... saya juga bingung sebagai orang tua untuk memberi tahu dia kalau sebenarnya untuk tampil hebat itu tidak perlu 'telanjang' seperti Agnes Monica. Setelah itu sayapun berfikir, apa sih yang Agnes cari? Bukankah dia saat ini bintang muda yang paling ngetop dibandingkan penyanyi sejenis lainnya. Ataukah memang dia cuman sebagai manekin berjalan yang menggunakan baju pesanan sponsor? Atau memang Agnes tipe artis labil yang tidak mampu membangun kepribadian dan karakternya sendiri? Sayang sekali kalau itu terjadi pada Agnes. Agnes sayang, ayo bangun karakter dan jadi diri sendiri ya. Biar anak-anak Indonesia bisa belajar dari dirimu bagaimana seharusnya tumbuh dewasa dengan tetap menjadi diri sendiri. Karena kamu adalah idola bagi  generasi muda seperti putri saya juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun