Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Google Chrome Tidak Ramah Terhadap Para Tunanetra?

29 Januari 2012   17:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Pelatihan Internet dan Blogging di SLB Negeri Gedangan kemarin (28/1/2012), saya sempat berbincang-bincang dengan 2 orang guru penyandang tunanetra. Sebenarnya saya kagum dengan kemampuan mereka menggunakan komputer dan internet walaupun mereka tidak memiliki kemampuan melihat secara visual. Namun berkat program aplikasi semacam screen reader, mereka bisa menggali informasi dari internet dan memanfaatkannya untuk berkirim email dan blogging. [caption id="attachment_159049" align="aligncenter" width="600" caption="Pak Rila (guru tunanetra) Sedang didepan notebooknya "][/caption] Aplikasi yang bernama Screen reader ini memiliki kemampuan untuk membaca tulisan yang muncul di layar monitor. Umumnya tulisan yang dapat terbaca akan diubah menjadi suara (text to speech) sehingga para penderita tunanetra dapat menerima informasi baik menu program maupun isi artikel yang ada di sebuah situs dan blog. Notebook mereka dipasang earphone untuk mendengarkan informasi yang dihasilkan oleh aplikasi Screen Reader. Beberapa nama aplikasi Screen Reader yang cukup dikenal antara lain:

  1. Supernova (www.yourdolphin.com)
  2. Windows eyes (http://www.gwmicro.com/Window-Eyes/)
  3. Jaws for windows (http://www.freedomscientific.com)

Namun ternyata menurut mereka, tidak semua browser dapat digunakan untuk mereka. Beberapa browser tidak cocok dengan Screen Reader sehingga isinya tidak dapat dibaca oleh Screen Reader yang mereka gunakan.  Browser seperti Opera, Firefox dan IE masih bisa digunakan. Sedangkan Google Chrome tidak dapat mereka gunakan. Saya sendiri tidak tahu apakah memang Google Chrome tidak rama terhadap para tunanetra? Namun bisa saja merupakan kelemahan Aplikasi Screen Reader yang mereka gunakan. Namun menurut saya, bisa saja sebuah tulisan sebuah aplikasi tidak dapat dibaca oleh Screen Reader bila ditampilkan dalam bentuk gambar dan bukan text vektor. Contoh, bila seorang programmer membuat menu program dalam bentuk tulisan, maka tulisan itu bisa dibaca atau diblok sebagai tulisan biasa. Namun tulisan yang muncul dalam bentuk image (gambar), tidak dapat dibaca kecuali bila screen reader memiliki kemampuan untuk mengubah gambar ke tulisan seperti OCR (Optical Character Reader). Sepengetahuan saya, Screen Reader hanya bekerja dengan membaca text yang tampil saja. Jadi untuk para Software Developer dan Programmer, pertimbangkan juga untuk membuat aplikasi yang ramah terhadap para penyandang tunanentra misal dengan menyediakan pilihan menu aplikasi dalam bentuk text yang sederhana untuk mereka dan  grafis yang indah tampilannya untuk orang-orang dengan pengelihatan normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun