Mohon tunggu...
Choiril Anwar
Choiril Anwar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hilangnya Edukasi untuk Anak melalui Televisi

7 Juli 2018   19:30 Diperbarui: 7 Juli 2018   19:57 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Televisi bukan hal yang baru lagi, iya media yang satu ini sangat digemari di semua kalangan umur, baik itu orangtua, remaja, dan bahkan anak-anak. 

Hampir semua informasi disiarkan melalui media satu ini mulai dari berita terkini tentang apa yang terjadi di sekitar kita, hiburan seperti Sinetron (Sinema Elektronik), music yang sedang hits di tahun ini, bermacam-macam tips dan masih banyak lagi. Sejak adanya televisi, tidak dipungkiri memang kemudahan banyak kita dapatkan, salah satunya edukasi bagi anak-anak dapat kita dapatkan dengan menyaksikan televisi.

Melalui anak-anak program penayangan yang ada di televisi semakin berlomba-lomba untuk membuat konten yang sesuai dengan umur mereka pada saat itu, seperti, lagu anak-anak, belajar menghitung dan membaca dengan cara yang tidak membosankan dan serial kartun yang ditayangkan setiap harinya membuat anak-anak betah untuk berada di depan televisi. terlepas dari kewajiban mereka untuk tetap mengutamakan Pendidikan tapi televisi bisa menjadi salah satu sarana belajar yang tidak membosankan. Bukan hanya tentang Pendidikan, namun  Televisi pada saat itu pun digunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang nilai moral.

Televisi memiliki andil yang besar terhadap perkembangan psikologis anak di dalam rumah. Kesalahan orang tua dalam memberikan suguhan tontonan televisi kepada anak menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang dihadapi anak dalam pergaulannya. Anak-anak sangat rentan terpengaruh dengan tayangan yang ia saksikan di televisi.

 Mirisnya, pada saat ini tontonan edukasi untuk anak sudah mulai terkikis dan tergantikan oleh sinetron yang berisi percintaan,kata-kata yang tak pantas,adegan-adegan yang kurang layak yang mana diperuntukkan untuk orang dewasa saja, bahkan saat ini sangat jarang kita temui serial kartun yang ditayangkan di televisi.

 Alhasil, anak-anak akan memaksa orang tua untuk membelikan hal-hal yang terkait dengan tokoh idola mereka di televisi, misalnya pakaian, alat-alat bermain dan sebagainya. Mereka sangat terobsesi untuk menjadi seperti yang mereka saksikan di televisi. Anak-anak malas belajar, malas makan, malas istirahat dan malas beribadah demi alasan menonton tayangan televisi yang mereka sukai.

 Ada beberapa hal yang kita harus lakukan dan antisipasi agar hal-hal tersebut tidak terjadi pada anak-anak kita: 

Ajak anak-anak untuk menyaksikan tayangan untuk seusianya. Misalnya ada tayangan anak-anak yang sedang berlomba ceramah, dongeng anak, anak-anak yang sedang berpetualang, anak-anak yang sedang tampil untuk sebuah pertunjukan dan sebagainya. Tayangan seperti ini akan memberikan nilai edukasi yang baik bagi anak-anak dan sedikit memiliki dampak buruk.

Jika ingin memilih tayangan film semisal animasi, maka pilihlah tayangan animasi yang tidak mengajarkan sikap-sikap buruk pada anak, cari yang memiliki nilai pendidikan dan jauhkan dari yang mengandung unsur pornografi, kekerasan dan sebagainya.

Tayangan anak-anak berpetualang sangat bagus untuk anak-anak, biasanya kaya akan nilai-nilai pendidikan dan informasi seputar budaya, tempat wisata, daerah, kuliner dan sebagainya. Tayangan ini cocok untuk anak-anak karena biasanya juga diperankan oleh anak-anak.

Tayangan-tayangan religi sangat baik untuk anak-anak. Misalnya tayangan menghafal Al Quran, tayangan dai cilik, tayangan film anak-anak religi dan sebagainya. Ini akan memiliki manfaat yang lebih besar bagi perkembangan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun