Adiwiyata secara internasional disebut pula dengan Green School adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Sedangkan, secara etimologis kata adiwiyata merupakan gabungan dua kata dari bahasa Sansekerta "adi" yang memiliki arti agung, sempurna, atau ideal dan "wiyata" yang berarti tempat seseorang mendapat ilmu, etika, norma, dan moral. Salah satu sekolah di Kabupaten Kendal yang menjalankan program ini yaitu SMK Negeri 1 kendal.Â
SMK Negeri 1 Kendal sangatlah peduli dan menjaga lingkungan hidup sekitar, mulai dari guru, siswa hingga karyawan. Tujuan SMK Negeri 1 Kendal menjalankan program Adiwiyata yaitu menjadikan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, maka dari itu diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakan kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip dasar program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan.
SMK Negeri 1 Kendal sebagai sekolah Adiwiyata tentunya tidak ketinggalan dengan beberapa macam program sekolah yang mendukung pelaksanaan sekolah Adiwiyata. Salah satu dari program tersebut adalah seluruh siswa-siswi SMK Negeri 1 Kendal wajib membawa tepak makan dan botol minum dari rumah. Setiap pagi satgas kedisiplinan yang bertugas, mengecek perlengkapan siswa-siswi termasuk tepak makan dan botol minum yang harus ada dalam tas masing-masing siswa. Ketika dari mereka ada yang tidak membawa maka akan disita barang berharganya semisal HP sebagai jaminan setelah pulang sekolah harus melaksanakan tugas kebersihan.
Setelah jam istirahat, untuk menjaga kebersihan ruang kelas maka siswa-siswi SMK Negeri 1 Kendal makan bekal yang sudah dibawa diluar kelas. Ketika sudah habis, maka tepak dan botol dicuci kembali dan digunakan untuk jajan pada istirahat kedua. Kegiatan siswa-siswi SMK Negeri 1 Kendal ini berjalan setiap hari secara rutin dan menjadi sebuah pembiasaan dalam melaksanakan serta mendukung penuh program sekolah Adiwiyata.Â
Kantin serta koperasi sekolah juga tidak menyediakan plastik untuk para siswa jajan, melainkan para siswa harus menggunakan tepak dan botol agar mengurangi sampah plastik. Siswa-siswi SMK Negeri 1 Kendal tidak diperbolehkan membawa masuk plastik kedalam lingkungan sekolah karena demi terjaganya lingkungan sekolah dari sampah plastik.Â
Sekolah adiwiyata dan pendidikan karakter bukan merupakan hal yang baru. Pada tahun 2018 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan adiwiyata kepada 396 sekolah adiwiyata. Sekali lagi kita berharap bahwa sekolah adiwiyata bukan sebatas lomba. Kita harus berani menargetkan bahwa setiap sekolah adalah sekolah adiwiyata.Â
Hal ini bukan merupakan pemaksaan atau sekedar menambah tugas-tugas sekolah. Karena sekolah merupakan tempat menimba ilmu, maka sekolah harus adiwiyata (tempat yang paripurna untuk memperoleh ilmu pengetahuan).Â
Tujuan utama program sekolah adiwiyata bukan untuk memenangkan perlombaan. Program sekolah adiwiyata harus selaras dengan prinsip edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Penerapan sekolah adiwiyata juga perlu dijalankan secara bersama untuk mencapai lingkungan yang bersih dan sehat.Â
Aktivitas sekolah adiwiyata dapat berupa langkah-langkah awal seperti stop penggunaan sampah plastik, penanaman pohon (satu anak satu pohon), penataan taman kelas, kerajinan tangan berbahan dasar bahan alami, aksi pungut sampah plastik dan mengajak masyarakat bijak terhadap sampah. Semuanya dimulai dari para pendidik, tenaga pendidik, dan peserta didik. Bermula dari diri, berlanjut di kelas, dan dijadikan budaya sekolah.Dengan adanya program ini sekolah berharap agar para siswa dapat lebih menjaga dan merawat lingkungan, tidak hanya disekolah saja melainkan di rumah ataupun ditempat umum.Â
Melalui kegiatan sekolah adiwiyata kita berupaya menciptakan generasi berkarakter. Generasi yang peduli lingkungan hidup. Insan yang senang dengan lingkungan yang sehat, bebas sampah plastik, indah, hijau, dan berdampak pada ekosistem akademik yang damai. Generasi yang mampu mewujudkan lingkungan hidup yang homeostatis (stabil dan seimbang).
Chofifatul Inayati