Pandemi Covid-19 telah merubah seluruh tatanan hidup yang ada di Indonesia bahkan dunia, terutama pada sektor ekonomi, pendidikan, wisata, dan salah satu yang tak kalah penting adalah pameran, karena berpotensi menimbulkan kerumunan. Pada saat pandemic covid-19 beberapa pameran mungkin harus absen dari rutinitas setiap tahunnya, pandemic juga tidak membatasi ruang para seniman untuk berkarya, tidak sedikit para komunitas seni yang memamerkan karyanya melalui media online.
Setelah angka covid-19 turun beberapa waktu  yang lalu, dan PPKM mulai dilonggarkan tetapi masih dengan protocol Kesehatan yang ketat, kegiatan pameran seni sebagai ruang berekspresi mulai dibuka kembali untuk umum dan dilakukan secara offline.Â
Dan ada beberapa yang melakukan pameran seni secara offline diantaranya Pameran Seni Rupa FSRD ISBI Bandung yang terletak di Thee Huis Gallery (17-22 Oktober 2021) dan Pameran Seni yang terletak di Lawangwangi Creative Space Dago.
"Pameran ini sempat tertunda dan bisa dilaksanakan lagi sekarang (17-22 Oktober 2021) walaupun dilaksanakan secara offline, protocol Kesehatan harus tetap dijaga  dan  yang berada di dalam ruangan maximal 20 orang, tapi kayaknya tadi lebih dari 20 orang jadi aga was was, tapi itu merupakan kesenangan dan kepuasan tersendiri" Ucap Nandang selaku curator pameran FSRD ISBI Bandung (LEGACY).
Pameran seni rupa FSRD ISBI yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, dan alumni ini menampilkan 34 karya yang tidak hanya lukisan namun ada beberapa karya lain seperti patung, produk dan busana.
patung busana yang terletak di sudut kanan ruangan yang otomatis menarik perhatian pengunjung. Salah satu karya busana milik Gugum Gumilar (NYI POHACI SANGHYANG ASRI) yang teinspirasi dari sosok mitologi Dewi Sri/Nyi Pohaciang yang dikenal oleh masyarakat sebagai dewi kesuburan, pembuatannya dengan Teknik Pattern re-construction and embroidery dengan tahun produksi 2020.
Setelah masuk kedalam ruangan, mata kita langsung tertuju padaBerbeda dengan pameran seni yang ada di Lawangwangi Creative Space Dago, mereka memamerkan karya seni berupa lukisan, foto, dan bentuk karya seni dari kertas. Karya yang dibuat oleh Muhajidin Nurrahman ini memiliki makna "Karya ini adalah bukti bahwa kehidupan harus terus berjalan, seperti yang selalu alam mampu lakukan, kehidupan akan menemukan jalannya sendiri.Â
Disatu sisi ringan dan berat dalam waktu bersamaan, ringan karena hanya visual yang terpikirkan, komposisi, tabrakan antar bentuk geometris, mengahsilkan dinamika, tebal tipis bidang potongan membuat kekuatan objek focus.Â
Berat karena banyak sekali rintangan untuk bisa kembali mengerjakan karya dengan nikmat dan tenang, proses jungkir balik emosi, kehilangan kerabat dekat karena pandemic, kesulitan ekonomi, pembatasan sosial cukup membuat gila. Ya, kehidupan harus tetap berjalan." Itulah makna dari sebuah karya yang terbuat dari kertas oleh Mujahidin Nurrahman.