Karena penasaran akan keberadaan Yu Minah (sudah beberapa minggu tutup) dan tentu saja karena merindukan rujaknya yang puedes dan nylekit, maka Sabtu lalu aku menyambangi warungnya. Dan ternyata, memang sudah buka!
Yu Minah tergopoh-gopoh keluar dan langsung cipika-cipiki, klebus!
“Aduuuh, Jeng, kangen banget aku ngobrol sama sampeyan!” Serunya heboh.
“Lha, sampeyan ke mana aja to, Yu? Kok lama banget tutup warung? Buatkan rujak dua Yu, satu pedes satu sedang.”
“Iya Jeng, saya itu lagi prihatin. Si Tole kan ujian akhir jadi saya nutup warung. Kasihan, biar saya ndak bisa ngajarin tapi paling ndak ya nungguin kalo lagi belajar. Tak kasih makanan yang bergizi, cemilan, wis pokoke tak urusin banget deh,” oceh Yu Minah sambil dengan cekatan menyiapkan bumbu-bumbu lalu ngulek dengan yahudnya
“Wah, hebat sampeyan. Semoga lulus dengan bagus ujiannya ya, Yu.”
“Amien, Jeng, semoga yaa.”
Pembicaraan sejenak terhenti karena aku sibuk mencicip buah-buah nan menerbitkan air liur itu hihihihihihi…. Tapi tak lama. Mana pernah Yu Minah diam lebih dari satu menit?
“Jeng, sampeyan sudah pernah nonton di Mal belum?” Tanya Yu Minah. Hihihihi…. bukan pernah lagi, setiap ada film bagus ya pasti nontonlah. Belum lagi aku menjawab Yu Minah sudah nyerocos lagi.
“Minggu lalu saya diajak nonton sama Tole. Wah, tadinya saya ndak mau, wong sudah tua dan dasteran begini masa nonton di mal?”
“Lha ya ganti baju to, Yu,” kataku cekikikan.