Spoiler Alert:Â Ulasan film The Wild Robot ini mengandung bocoran bagi yang belum menontonnya.
The Wild Robot merupakan film terbarunya DreamWorks yang keluar pada tanggal 11 Oktober 2024 dan telah menjadi sorotan di media sosial dengan terkenalnya membuat banyak orang di bioskop banjir air mata.Â
DreamWorks sudah melakukan berbagai adaptasi film dari buku anak-anak, tetapi dapat dibilang kali ini The Wild Robot merupakan salah satu film adaptasi animasi terbaiknya sepanjang masa. Film ini diadaptasikan dari buku dengan judul yang sama karya Peter Brown. Â
Niki Zefanya sendiri pun menontonnya dan menangis sesenggukan di instagram storynya. Ia pun berkomentar, "The Wild Robot is one of the best animated movies i've seen in recent years." Film animasi anak kecil ini pun dapat membuat seorang dewasa mewek ketika menontonnya. Jadi apa sih yang membuat film animasi ini begitu mengesankan dan mengharukan?Â
Secara singkat, film ini menceritakan tentang Rozzum 7134 (Lupita Nyong'o), sebuah asisten robot yang terdampar di sebuah pulau kecil yang dihuni oleh hewan-hewan liar serta perjuangannya dalam beradaptasi di lingkungan barunya. Rozzum 7134 atau Roz diprogram untuk membantu siapapun dengan tugasnya dan menyelesaikan tugas tersebut sampai tuntas namun mengalami kesulitan karena keberadaan dia tidak disukai dan ditakuti oleh para hewan liar di sekitarnya.Â
Dalam perjalanannya, Roz masih tidak diterima oleh lingkungan sekitarnya tetapi semua itu berubah ketika Roz bertemu dengan seekor anak angsa yang membuatnya harus memprogram ulang dirinya untuk membesarkan anak angsa tersebut. Roz mengangkat seekor angsa tersebut sebagai anaknya dan menamainya Brightbill (Kit Connor), ditemani dengan seekor rubah licik yang akhirnya menjadi temannya, Fink (Pedro Pascal). Mereka bersama-sama berusaha memenuhi tugasnya untuk membesarkan Brightbill agar siap untuk ikut bermigrasi pada musim dingin.
Kembali lagi, film ini sangat berkesan karena memiliki pesan moral yang dalam dan dapat menyentuh hari setiap penonton, baik anak kecil maupun orang dewasa serta didukung oleh animasi dan musik yang indah dan emosional. Karakter Roz mengajarkan kita bahwa di dunia ini kita harus keluar dari zona nyaman kita dan mencari jati diri kita yang sebenarnya. Di filmnya Roz pun berkata, "Sometimes, to survive, you must become more than you were programmed to be"
Jadi, meskipun ia adalah robot ciptaan manusia, ia berusaha untuk memahami siapa dirinya dan tempatnya di dunia alami yang asing baginya.Â
Film ini menunjukkan bagaimana Roz secara perlahan membangun hubungan dengan hewan-hewan di pulau tersebut. Bahkan dalam kondisi yang tampaknya mustahil. Proses ini tentu tidak mudah tetapi Roz tidak menyerah, ia terus belajar dari setiap pengalaman, interaksi dan menunjukkan keberanian untuk terus berkembang meskipun banyak rintangan.
Perjuangan Roz ini bisa menggetarkan hati siapa saja yang pernah merasa takut atau ragu tentang kemampuan diri mereka untuk berubah atau bertahan dalam menghadapi tantangan hidup.
Hubungan interaksi antara Roz dengan hewan liar di sekitarnya pun menggambarkan pentingnya empati, kerja sama, dan pengertian antar makhluk hidup yang berbeda. Dalam dunia yang terkadang terasa terpecah dan penuh konflik, kisah tentang bagaimana makhluk yang sangat berbeda bisa saling mendukung untuk menciptakan hidup yang lebih harmonis, penuh kasih sayang dan rasa saling percaya.
Di balik tema hubungan antara Roz dan alam, ada juga pertanyaan mendalam tentang tempat teknologi dalam dunia alami. Film ini juga memberi pesan tentang bagaimana kita sebagai manusia berinteraksi dengan alam dan teknologi, dan bagaimana kita bisa lebih bijak dalam menggunakan teknologi tanpa merusak keseimbangan alam.Â
Ini mengingatkan para penonton untuk tetap peduli terhadap alam dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi di masa yang akan datang.Â