Berjuang untuk orang yang dikasihi adalah satu hal yang sangat ingin dilakukan. Ya, saya pun pernah berjuang untuk kau yang pernah aku kasihi. Kau dan aku memang belum pernah bertemu. Tapi, ada satu keyakinan dalam hati bahwa aku ingin berjuang demi setara dengan dirimu, dengan pekerjaan, dengan semua sikapmu. Mengalah di saat mood mu yang tidak baik pun sudah pernah aku lakukan. Tapi, lagi-lagi hal itu kau abaikan.Â
Hingga akhirnya aku pun mengalah dalam hal pekerjaan demi bertemu dengan dirimu. Aku tidak ingin bercerita apa alasan ku mengambil salah satu peluang pekerjaan di lampung yang gajinya sama sekali tidak menjanjikan untuk hidupku. Saat itu aku hanya bercerita bahwa aku ingin bekerja dekat dengan rumah orang tua ku, padahal sejatinya pekerjaan ini aku ambil hanya karena aku ingin bertemu dengan mu. Ya berusaha untuk mendekatkan diriku padamu, berusaha untuk mengenalmu lebih jauh lagi. Tapi, kau sama sekali tidak melihat hal ini. Kau selalu menuduh diriku tidak memiliki usaha untuk bertemu dan memperjuangkan mu.Â
Yaa, sekali lagi aku mendapatkan satu pengalaman dari hidup ini. Pengalaman untuk tidak terlalu berjuang demi orang yang belum tentu ingin memperjuangkanmu. Aku tidak menyesal mengenalmu. Aku bersyukur karena pernah mengenalmu. Karena dirimu aku bisa belajar tentang arti sabar, tentang arti mengalah, dan tentang arti menerima. Seperti yang pernah kau katakan dulu bahwa kau ingin aku belajar mengenal dan menerima semua kekuranganmu. Terima kasih. Semoga kau membaca tulisan singkat ku ini.
Salam sayang
Wayan Chitra Septiana,S. Gz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H