Hari raya Kurban sebenarnya adalah dalam setidaknya tiga agama di dunia. Tiga agama itu bersumber dari satu akar yang sama yaitu Abrahamic atau Abraham Religion. Abrahamic menelurkan tiga agama yaitu Agama Yahudi, agama Kristen dan agama Islam. Kisah Abraham menjadi kisah utama dari tiga agama itu.
Namun di agama Islam kisah ini amat kuat dan menjadi satu hari besar. Peringatan pengorbanan Ibrahim dengan bermaksud mengorbankan Ismail menjadi kisah yang paling fenomenal. Mulai dari Ibrahim mengumpulkan ranting untuk membakar Ismail, dan Bersiap membakarnya namun dicegah dengan suara, sehingga dia batal membakar anaknya yang akan menjadi korban bakaran.
Allah menyediakan domba di sekitar bakaran itu. Agama Islam juga punya rukun Islam yaitu menunaikan ibadah haji. Ibadah ini sangat dianjurkan bagi umat muslim yang mampu. Mampu di sini dalam artian mampu secara materi maupun fisik. Kenyataannya, jika berhaji memang harus mengantri bertahun-tahun sampai belasan tahun. Ini karena tingginya minat orang berhaji.
Namun meski ada perbedaan tafsir soal siapa yang dibawa oleh Abraham ketika berkorban, namun soal pengorbanan adalah hal penting dalam tiga agama Abrahamic itu. Pengorbanan adalah hal yang sangat manusiawi. Pemaknaan antar iman ini menunjukkan adanya hubungan kemanusiaan yang tidak dapat dibatasi sekat agama.
Pemahaman tentang kurban itu sendiri memang ada dalam tradisi orang Yahudi kuno dan dalam tradisi orang Kristen masa kini. Tidak hanya di tradisi Islam saja, konsep tentang kurban menjadi dasar ajaran bagi tradisi-tradisi tersebut. Bahkan, dalam tradisi asli Indonesia penyembelihan hewan juga menjadi bagian dari praktik-praktik kita.Â
Dalam acara Slametan di Jawa yang menyembelih ayam, penyembelihan kerbau di ritual Jamu Laut di Sumatera Utara, penyembelihan hewan di ritual Maccera Tasi di Kalimantan, dll.. Semua ritual tersebut dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas berkat yang diterima sehari-hari. Jadi, kita sebagai bangsa Indonesia memang sudah terbiasa dengan fakta bahwa konsep kurban tersebut sudah ada di benak banyak tradisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H