Selama seminggu ini kita menyaksikan kontroversi soal Haji, setelah seorang  yang bernama Haikal Hassan mengkritik dengan keras soal pelaksanaan Haji 2021. Dia mengatakan bahwa ini adalah pertama kali dalam sejarah bahwa Indonesia tidak bisa memberangkatkan jemaah haji ke Saudi Arabia. Kritiknya itu juga mengkaitkan dengan China, Rizieq Shihab dan Dana Haji.
Cuitannya di twitter itu sontak menimbulkan reaksi yang keras. Salah satunya adalaju Cyber Indonesia. Tulisan penceramah Haikal dianggap memiliki unsur penyebaran berita bohong yang mengandung SARA terkait Haji. Narasi medsos Haikal juga dianggap berisi provokasi yang memicu kegaduhan di tengah masyarakat. Dengan segala pertimbangan itu akhirnya Ketua Cyber Indonesia melaporkannya ke polisi dengan alasan konten yang bermuatan penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian. Â
Meski belakangan kemudian Haikal meminta maaf karena memang pihak  Saudi belum mengumumkan daftar negara yang bisa mengirimkan je maah hajinya, namun pihak Cyber Indonesia tetap bertekad untuk tetap melaporkannya ke polisi. Alasan ketua Cyber Indonesia adalah permintaan maaf yang bersangkutan tidak menghapus perbuatannya. Hanya saja, mungkin permintaan maaf itu bisa menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara itu.
Yang sebenarnya terjadi adalah memang Indonesia memang tidak memberangkatkan haji semata karena pertimbangan kesehatan yaitu pandemi Covid-19. Ritual haji yang mempertemukan jutaan orang dari seluruh dunia itu dianggap bisa menjadi episentrum penyebaran covid-19 di negara-negara Islam.
Saudi Arabia sendiri bersikap sangat hati-hati dalam memutuskan soal haji pada tahun ini. Setahun sebelumnya, Haji memang tetap dilaksanakan  tetapi melalui protokol kesehatan yang ketat dan hanya bisa diikuti oleh orang Arab sendiri. Begitu juga dengan umroh, negara itu belum menerima umroh seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal haji dan umroh ini merupakan salah satu pemasukan (devisa) Arab yanng lumayan besar. Namun setelah pandemi, pemasukan mereka memang menurun drastis, namun ini tidak mengendorkan mereka untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Apa yang dilakukan oleh Haikal ini memang tidak layak untuk ditiru oleh siapapun. Dalam hal ini tidak ada satu pemerintah di dunia yang bermaksud jelek kepada warganya sendiri. Meski secara politik misalnya, pemerintahan yang sah sering berbeda pendapat dengan beberapa kalangan pada masyarakatnya namun melindungi rakyatnya meskipun berbeda prinsip politik, merupakan kewajiban semua pemerintahan di dunia.
Fenomena ujaran kebencian dan penyebaran berita bohong oleh Haikal ini adalah contoh nyata bahwa kita tak perlu jadi provokator termasuk soal Haji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H