Mohon tunggu...
Chi Sin Gendon
Chi Sin Gendon Mohon Tunggu... profesional -

pertama melihat dunia di kota kretek midle java waktu subuh hari,mencari rizki yang semoga barokah di borneo land (Kalsel,Kalteng,Kaltim).............OutdooR ActivitY

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berbagi Air Kencing Di Tower II Parang

23 September 2014   03:40 Diperbarui: 27 Agustus 2015   13:48 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1411392984460821407

 

Genap limabelas tahun yang lalu kami sebagai tim pemanjat tebing dari AR2PELA Kudus , melakukan Ekspedisi kecil yang kami beri nama “Ekpedisi Kemerdekaan ‘99”, Tim ini di tugaskan untuk memanjat tebing parang yang berlokasi di Kampung Cihuni Desa Suka Mulya, Kecamatan Tegal Waru Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.

 

Saat bersih-bersih dan merapikan sekertariat AR2PELA di awal September kemarin, kutemukan sebuah catatan kecil yang dulu pernah di jadikan bahan presentasi pasca ekspedisi, catatan kecil inilah yang di bagikan kepada audien presentasi pada 10 Oktober 1999, dan catatan kecil ini pula yang mampu memutar ulang ingatan saya akan peristiwa berbagi minum air kencing di ketinggian tower 2 tebing parang.

 

Tim Ekspedisi ini terbagi menjadi dua bagian, di antaranya tim inti (pemanjat) yang di ketuai Muhlisin (Panjul/penulis), dengan anggota Hamdan Malik,Kristanto “Gundul” Eko Wibowo dan Hendro Busono (alm) yang meninggal empat tahun kemudian setelah ekspedisi ini. Dan tim pendukungnya adalah M. Mukhlis “Ndewo”, Unsiyyah dan tamu Dina Faraida dari Wapalhi Inisnu Jepara.

 

Dengan menumpang kereta senja utama dari stasiun poncol semarang, tim turun di stasiun karawang sekitar pukul Sembilan pagi, yang di lanjutkan dengan naik angkutan umum menuju desa Cihuni Purwakarta, saat turun dari kendaraan umum di sambutlah kami oleh seorang bapak berambut putih dengan kain sarung melingkar di perutnya dan sebuah parang terselip di pinggangnya, dengan suara ramah dan logat sundanya yang kental bapak tersebut mengulurkan tangan sambil menyebut namanya Rifa’i. bapak Rifa’i itulah yang kemudian membawa kami kerumahnya yang sejuk dan asri rumah, panggung dengan model khas sunda yang berdinding anyaman bambu dan juga berlantai kulit bambu, yang mana menurut pak Rifa’i anyaman bambu itu sudah berumur sekitar 50 tahun.

 

Rumah pak Rifa’i memang selalu menjadi base camp setiap orang yang datang untuk memanjat tebing parang, pak Rifa’i di jadikan juru kunci tebing parang dan setiap tamu yang akan memanjat tebing parang harus menulis buku tamu yang ada di rumah pak Rifa’i.

 

 

 

Hari Pertama ( 13 September 1999)

 

Senin pagi 13 september, yang di dahului dengan do’a bersama kami di antar pak Rifa’i menuju kaki tebing parang, puncak hanoman atau yang sering di kenal dengan tower 2 adalah tujuan pemanjatan kami, sekitar tigapuluh menit sampailah kami di bawah tebing yang kami maksud.

 

Sebagian tim membangun tenda untuk bermalam, dan sebagian tim yang lain mempersiapkan peralatan untuk pemanjatan, tepat sekitar pukul 09.45 pemanjatan di mulai dan Hendro dapat jatah sebagai leader (perintis jalur) pertama di hari itu, dengan memasang phyton vertical blade (paku tebing) sebagai tambatan pertama dengan tinggi 5 meter dari tanah, setelah yakin pengaman pertamanya kuat Hendro melanjutkan pemanjatan, tetapi jalur keatasnya blank (tanpa cacat pegangan) dan Hendro harus transfer bergerak ke arah kanan sekitar 7 meter menuju crack (celah tebing), dan berhasil menambah dua pengaman dengn ketinggian hampir satu pitch. (satu pitch rata-rata 40 sampai 50 meter).

 

Untuk menuju picth kedua Hamdan melanjutkan tugas Hendro sebagai leader, di pitch kedua ini harus benar-benar pemanjat yang lincah karena rute yang di lewati rute yng muskin pegangan dan pijakan, baru satu stooper (pengaman sisip) di pasang, khamdan sudah celingukan kesulitan mencari celah untuk memasang pengaman berikutnya karena yang di hadapai tebing vertical blank, saat berusaha transfer ke arah kiri Hamdan teriak PUUUULLLLL……sebagai Belayer (penambat pemanjat) aku pun sigap mengencangkan tali, itupun Hamdan masih terlempar sekitar 4 meter, setelah terdengar suara bersiul dan menyanyi akupun lega, artinya Hamdan baik-baik saja dan baru menghibur diri supaya tidak takut dan timbul semangat melanjutkan pemanjatan lagi, setelah tenang dan bangkit keberaniannya Hamdan pun mengulagi pemanjatan, setelah dengan usaha maksimal Hamdan pun berhasil mencapai crack (celah), dan melalui crack lurus ke atas itulah Hamdan beerhasil memasang 6 pengaman sisip sampai sekitar 45 meter yang di akhiri dengan sebatang pohon sebagai tambatan pitch 2.

 

Tepat saat bayangan ada di kaki, dan sang surya sedang onfire, saya kebagian jatah sebagai leader untuk membuka jalur pitch ke tiga dan hamdan sebagai belayer, kalau melihat permukaan tebingnya saya harus banyak banyak memasang pengaman, permukaan tebing jalur pitch 3 ini berwarna kuning kekarat karatan dan mengelupas batuannya, dengan palu ku pukul pukul permukaan tebing untung mencari celah yang kuat, tapi rata-rata saat kupukul suaranya cempereng yang berarti batuannya lapuk, ku dapati celah sempit ku masuki jari telunjuk ku bersihkan, lalu ku pasang chock stooper no. 3 ( pengaman sisip) untuk pengaman pertamaku, coba ku bebani dengan hentakan badan beberapa kali sudah kuat dan tak bergerak lagi pengamanku itu, setelah yakin pengaman tadi kujadikan pijakan untuk menambah ketinggian, tapi dengan sekeras suara ku teriakan PUUUULLL…..aku jatuh terlempar sekitar 5 meter,karena batuannya yang rapuh mengelupas saat ku bebani, dengan sigapnya Hamdan mengencangkan tali supaya aku tidak jatuh terlalu jauh, ku ulang lagi pemanjatan dengan ekstra hati-hati saya memasang pengaman dengan jarak yang relatif berdekatan, hingga sekitar 30 meter saya memasang sekitar 9 titik pengaman, dengan pelan saya menambah ketinggian tapi sampai tali habis tidak bisa maju lagi saya belum dapat tempaat untuk memasang pengaman terakhir sebagai anchor (tambatan), sekitar 7 meter di atas ku lihat ada celah yang bisa untuk membuat tambatan terakhir sebelum turun dan saya berhasil mencapainya dan berakhirlah pemanjatan hari pertama pukul 17.15 Wib, dengan ku belay dari atas Hamdan pun membersihkan beberapa pengaman yang telah ku pasang tadi, untuk malam ini kami semua turun lagi tidur di bawah ngumpul tim pendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun