Mohon tunggu...
Chisa Ayuningtyas
Chisa Ayuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi! Kenalkan aku Chisa, Mahasiswa Psikologi UAD tahun 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Bulimia Nervosa di Kalangan Remaja

18 November 2023   20:13 Diperbarui: 18 November 2023   20:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bulimia nervosa merupakan masalah pola makan yang membuat penderitanya ingin segera makan dalam jumlah banyak. Setelah melahap makanan ini, korban akan merasa terhina atau goyah sehingga mereka akan menjaga agar tetap berusaha semaksimal mungkin untuk membuang makanan yang telah dimakannya. Korban akan banyak menghabiskan makanan, meminum obat resep, atau memulai rutinitas makan yang lebih baik. Masalah pola makan yang satu ini memang masuk dalam golongan masalah kejiwaan.

Pemicu masalah ini bisa bermacam-macam, mulai dari masalah persepsi diri atau kesuraman. Kebetulan, kondisi ini lebih mungkin dialami oleh wanita dibandingkan pria. Umumnya dialami oleh wanita berusia 16-40 tahun. Penyebab bulimia tidak diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, misalnya variabel mental dimana sebagian besar korban memiliki penghargaan terhadap identitas yang rendah, perasaan lemah, kerontokan rambut yang berlebihan, dan ketegangan sosial. Ada juga ketegangan persahabatan dan sosial yang meningkatkan persepsi diri yang ideal dan halus yang dapat berdampak pada peningkatan bulimia nervosa. Komunikasi yang luas, publisitas, dan praktik normal yang tidak masuk akal tentang penampilan sebenarnya dapat berkontribusi pada perbaikan masalah pola makan. Lalu ada komponen terakhir, yaitu variabel ekologi tertentu, dimana pertemuan buruk atau tekanan serius dalam kehidupan seseorang, seperti penganiayaan seksual atau penganiayaan nyata, dapat memperburuk masalah pola makan ini. Faktor alam seperti pola makan yang buruk atau tekanan untuk menurunkan berat badan juga berperan dalam kejadian tersebut.

Penderita bulimia cenderung mengalami kesuraman, rasa tidak nyaman yang berlebihan, atau perilaku yang berlebihan karena pola makan yang tidak sehat. Kecenderungan makanan yang naik-turun membuat tubuh mengeluarkan endorfin, yaitu bahan kimia yang memberikan sensasi nikmat dan nyaman. Hal ini membuat korban bulimia lebih terbujuk untuk menghabiskan makanannya berulang kali agar merasa nyaman.

Namun kecenderungan ini dapat membuat penderitanya mengalami kekurangan berbagai nutrisi. Hal ini dapat mempengaruhi keadaan yang mendalam, misalnya membuat seseorang menjadi lebih mudah marah dan menyebabkan keadaan pikiran yang tidak sehat. Disadur dari laman halodoc.com mengenai "apa itu Bulimia? Gejala, Penyebab dan Pengobatan".

Beberapa kasus bulimia sering kali ditemukan di dekat kita. Model terdekat adalah kasus yang terjadi pada beberapa superstar dan model keagungan. Mayoritas dari mereka diharapkan oleh organisasi untuk memiliki badan ideal yang bisa diterapkan untuk kemajuan dalam pengalihannya masing-masing. Hal ini menyebabkan ketegangan pada para spesialis dalam organisasi. Para perajin ini diperkirakan akan melakukan hal-hal yang berdampak negatif bagi mereka, seperti kasus bulimia ini. Mengutip laman viva.co.id tentang "6 Pengrajin Korea Yang Mengalami Masalah Pola Makan, Bulimia dan Anoreksia" pada tahun 2022. Disebutkan, pengrajin Korea juga mengalami permasalahan tersebut. Masalah ini biasanya muncul dalam bentuk bulimia nervosa, anoreksia nervosa, atau masalah makan yang rakus. Berikut ini adalah daftar pengrajin Korea yang mengalami dampak buruk dari masalah pola makan.

Pertama adalah Jang Nara, hal ini diungkap oleh Jang Nara dalam program Recuprating Camp. Sesuai pengakuan Jang Nara, ia mengalami bulimia karena merasakan ketegangan yang berbeda. Berikutnya adalah Golden, saat diajak bicara di CBS hari ini, dia secara transparan mengungkapkan ketegangan yang dia hadapi. Pada awalnya, Golden merasa cocok untuk menyetujui permintaan berat untuk memahami fantasinya tentang bisa tampil secara besar-besaran, namun akhirnya bertahan ketika dia merasakannya secara langsung. Ketegangan dari para eksekutif tentunya menyebabkan mereka melakukan segala sesuatunya secara positif dan tidak tepat. Menurut saya, inilah yang membuat para spesialis atau model tergiur untuk memiliki tubuh yang optimal tanpa memikirkan hasil akhirnya. Kadang-kadang saya bahkan membaca bahwa para pengrajin ini akan mendapat disiplin dari atasannya jika mereka gagal mempertahankan bentuk tubuh ideal yang telah mereka capai. Hal ini pada akhirnya memicu banyak kasus bulimia dan seringkali berakhir dengan kehancuran diri sendiri.

Sampai saat ini saya belum menemukan jawaban yang tepat untuk mengalahkan bulimia ini selain dengan pengobatan mental serta bimbingan dari dokter spesialis. Mengontrol makanan yang masuk ke dalam tubuh juga wajib dilakukan bagi penderita bulimia. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kita berasumsi bahwa program upaya yang berbeda diadakan sehubungan dengan pelatihan yang sehat dan pentingnya menjaga kesehatan mental kita.

Penulis : Chisa Ayuningtyas dan Algasela Salsabila Mahasiswa Psikologi UAD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun