Secara umum kepribadian merupakan bentuk dari keseluruhan perilaku dari individu dan memiliki suatu kecenderungan sehingga mempengaruhi pada saat individu tersebut berinteraksi dengan orang lain dan memiliki hubungan dengan beberapa serangkaian kondisi. Kepribadian juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk perbaduan yang lengkap antara sikap, sifat, pola piker, emosi, dan juga berbagai nilai-nilai lain yang dapat mempengaruhi seseorang berbuat suatu tindakan sesuai dengan lingkungan. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori kepribadian ialah Rollo May.
   Rollo may merupakan ahli ekstensial yang lahir pda 21 April 1909 di Ohio, Amerika. Pada saat masih muda ia berpindah ke kota Marine City, Michigan. Masa kecil May kurang begitu baik dikarenakan orang tuanya yang bercerai tetapi masih saja sering bertengkar, hal ini yang mendorong keinginananya untuk mempelajari psikologi. May menempuh Pendidikan di Union Theological Seminary, dan pada saat itu ia bertemu dengan Paul Tillich yang merupakan ahli psikologi eksistansial. Hal ini yang mempengaruhi terhadap pemikiran May mengenai eksistensial dimasa depan. Menurut may kepribadian merupakan sesuatu yang dapat menjadikan individu berperilaku secara efektif atau bisa dikatakan sesuatu yang bisa mempengaruhi bebragai macam perbuatan. May meyakini bahwasannya dalam Batasan takdir manusia bisa dikatakan memiliki sebuah pilihan yang bebas, yang pada dasarnya manusia memiliki tujuan untuk bereksistensi.
   Konsep dari kepribadian menurut May dibagi menjadi 2 yaitu being in the world dan non being. Being in the world sendiri memiliki makna bahawasannya berada du dunia dan pada konsep ini membahas tentang adanya hubungan antara subjek, objek, manusia, serta dunia yang dimaksud dunia disini ialah alam dan juga lingkungan. Sedangkan nonbeing dapat muncul dikarenakan adanya ketakutan akan adanya kematian bisa juga disebut dengan ketiadaan. Pada individu yang mengalami ketakutan akan kematian akan terus merenungkan dirinya. Hal ini juga dapat membuat individu melakukan perilaku yang negative seperti memiliki kecanduan alcohol, narkoba, dan berperilaku implusif lainnya dikarenakan sudah tidak terbentuknya kebermaknaan pada hidup individu tersebut.
   Selain itu juga terdapat dinamika kepribadian menurut May yang dibagi menjadi enam yaitu : Kecemasan, rasa bersalah, intensionalitas, cinta, kebebasan, dan kekuatan mitos. Rasa cemas yang dilandasi atas ketakutan dan kecemasan, rasa cemas ini dapat muncul apabila individu dapat memahami bahwasannya ekstensial sebagai manusia terancam.  Kecemasan ini terbagi menjadi dua yaitu kecemasan normal yang apabila terdapat nilai-nilai pada diri individu tesebut berubah sehingga ia merasa terancam. Terdapat juga kecemasan neurotic yang memiliki sikap yang tidak proposional pada saat terjadinya konflik dan menjadi sebuah dogma bagi individu tersebut. Selain itu juga terdapatr asa bersalah yang terjadi dikarenakan individu tersebut merasa tidak ada potensi pada dirinya dan membuat menjadi individu yang tidak berdaya. Berikutnya terdapat intensionalitas yang merupakan struktur pemberian makna pada pengalaman serta mengizinkan individu untuk berharap pada masa depannya. Selanjatnya terdapt cinta dimana manusia pastinya memiliki perhatian dan cinta sesame manusia dan juga individu dapat mengidentifikasi diri dari rasa bersalah. Berikutnya terdapat kebebasan atau takdiri dimana individu pada bahwasannya ia merupakan makhluk yang terbatas. Dan yang terakhir terdapat mitos yang merupakan bagian dari kekuatan ekspresi yang dapat membuat ekspresi kebenaran pada diri manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H