Mohon tunggu...
Chipriant Antok
Chipriant Antok Mohon Tunggu... swasta -

Semua oleh karena lebih dari sekedar suka - teraswarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kekerasan Kok Dijadikan Andalan

3 Juni 2014   01:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:47 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta yang terkenal dengan segala tingkah polah yang santun dan ramah kembali tercoreng dengan adanya tindak kekerasan dalam pekan ini.

Majunya perkembangan jalan-jalan baru, bertambahnya hotel demi hotel, bertambahnya tempat wisata yang mengundang banyak orang datang ternyata membuat seolah lupa akan sebuah nilai penting yang justru adalah jiwa yang sesungguhnya milik kota kita ini.

Sedikit pertanyaan yang layak kiranya untuk direnungkan. Dimana sebutan kota pelajar yang selama ini jadi kebanggaan? Di mana sebutan kota budaya yang selama ini di sandang? Di mana keramahan yang selama ini menjadi sapa setiap sudut kota ini. Yang terdengar hanya tentang ramainya wisatawan dan justru yang akhir-akhir ini adalah tindak kekerasan terhadap beberapa orang atau kelompok.

Tendensi apapun yang di fikirkan adalah hal yang tidak seharusnya terjadi apabila rasa toleran masih menjadi semangat di jiwa sebagai sebuah bangsa yang memiliki pancasila. Kesaktian Pancasila tak lagi menjadi penting, tergerus oleh berbagai kesenangan demi kesenangan belaka.

Orang berdoa diserang, orang ingin memiliki sebuah tempat ibadah tidak boleh dengan alasan di protes oleh agama lain serta sarat yang katanya belum lengkap. Hanya apakah kalau dilengkapi juga akan boleh dan mudah? Jawabannya adalah tidak tentunya. Diakui atau tidak memang inilah yang terjadi di negara kita tercinta saat ini.

Agama yang katanya adalah hak asasi menjadi terbatasi oleh tindakan-tindakan intoleransi semacam yang terjadi akhir-akhir ini. Mau jadi apa bangsa ini? Kerukunan menjadi sangat mahal dengan membanggakan kecintaan akan sebuah agama yang buta terhadap yang lain. Kapan bisa rukun dan maju? Jika untuk menghormati tidak bisa.

Bisa kita baca tentunya bagaimana sebuah rumah yang ingin dijadikan sebuah tempat ibadah hampir selalu tidak boleh bagi agama selain muslim. Saya katakan selain karena hampir di setiap sudut tempat ada tempat ibadah, ada mushola, ada masjid, ada pondok pesantren dan masih banyak lagi. Apakah ini selalu jadi permasalahan? Jawabanya bisa masing-masing jawab.

Bagaimana dengan agama yang lain? Ini pun biarlah masing-masing dari kita yang menilai dan menjawabnya. Hanya sebuah keinginan kecil untuk membawa kesadaran bersama. Bangsa ini bukan milik sebuah agama saja melainkan ada bermacam agama yang membutuhkan kesempatan dan tempat yang sama. Mari bergandeng tangan membangun bangsa ini dengan menjaga kerukunan bersama. Mari mengurangi rasa yang saling curiga, tak ada untungnya, pun jika berbicara tentang surga karena tidak ada yang pernah tahu apakah kita terjamin sesungguhnya akan surga terlebih bila dengan kekerasan menjadi solusi menyampaikan keinginan demi sebuah kelompok atau kepentingan.

Ironis dan sedih rasanya saat bangsa ini bukan menjadi lebih baik melainkan sebaliknya. Ada yang mencoba membangun nilai-nilai yang menyatukan dengan berbagai cara namun ada saja yang menutup mata hati, telinga, logika serta ajaran agamanya untuk melakukan hal baik karena kepicikannya. Kekerasan tidak akan membuat bangsa ini menjadi istimewa, memalukan iya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun