Mohon tunggu...
Chio yufada
Chio yufada Mohon Tunggu... Novelis - mahasiswi

hobi saya membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi Gen Z,"Bahaya Pacaran pada Hubungan Toxic berakhir Sexsual"Akibat dan proses pemulihan Mental.

4 Juli 2024   22:46 Diperbarui: 5 Juli 2024   10:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era zaman yang terus berkembang pesat,dan dukungan teknologi yang berkualitas memberikan akses komunikasi sangat baik, mempermudah Gen Z dalam hubungan komunikasi dengan siapapun terutama pada lawan jenis yang biasa disebut pacar maupun hubungan tanpa status.

Dengan mudahnya akses komunikasi berpengaruh terhadap pola gaya pacaran yang tidak sehat,dengan gadget yang tidak dibatasi para remaja banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi yang tidak penting dengan pacar,atau bahkan vidcall (panggilan vidio yang ada dalam apk) yang disalah gunakan sebagai vidio call sexsual.

Banyak remaja terutama pada era Gen Z ,menganggap bahwa dunianya adalah pasangannya yang sekarang tanpa berfikir jangka panjang, perempuan memberikan apa yang diinginkan para laki-laki dengan harapan untuk tidak ditinggalkan pada keadaan apapun,namun sebenarnya harapan itu palsu.

Para lelaki memuaskan nafsunya hanya dengan cara berhubungan dengan pacarnya dan hanya memakai tubuh pacarnya dengan rayuan-rayuan maut dan paksaan, dengan itu pula para perempuan mudah untuk memberikan tubuhnya untuk seorang pacar tanpa berfikir resikonya.

Setelah puas dengan nafsunya Laki-laki akan pergi meninggalkan tanggung jawab yang semestinya ia tanggung, Begitupun Keluarga Laki-laki yang tidak ingin anaknya mengakui kesalahan yang ia perbuat,banyak dari kasus-kasus yang ada para keluarga bahkan menjelekkan perempuan tersebut tanpa berfikir apapun.

Dampak psikologis perempuan yang ditinggalkan memberikan reaksi yang berpengaruh pada kehidupan selanjutnya,seperti:
1.Ketakutan untuk tetap hidup.
Karena memikirkan resiko yang akan ia tanggung secara sendiri menyebabkan ia banyak berfikir yang masih jauh.
2.Lebih tertutup pada siapapun.
Menceritakan kisahnya yang akan banyak dihakimi teman maupun orang terdekat membuat perempuan akan lebih sensitif.
3.Menjauh dari keramaian.
Setelah banyak kejadian yang ia terima,ketakutan,trauma menjadikan ia lebih memilih untuk menyendiri.
4.Tidak merasakan ketenangan.
Banyaknya ancaman-ancaman yang ia terima,akan membuat perempuan memikirkan hal tersebut.
5.Banyak yang lebih mengakhiri hidup.
Perempuan tersebut banyak berfikir bahwa dunianya telah hancur saat ditinggalkan.

Penyembuhan mental health pada masalah yang didapatkan bisa dilakukan:
1.Konsultasi dengan psikolog.
Mendapatkan motivasi untuk terus bertahan hidup dengan harapan harapan yang sebelumnya sudah di planing.
2.Menceritakan permasalahan yang terjadi.
Tidak semua teman memiliki sifat yang sama,ceritakan sedikit keluhmu pada sahabat terdekat agar sedikit merasakan ketenangan.
3.Pergi ke tempat yang Indah
Merefresh pikiran yang lelah juga perlu untuk kesehatan mental kita agar tetap terjaga.
4.Melakukan Olahraga
Joging adalah contoh kecil dari upaya kita meredakan rasa stres yang ada.
5.Meminimalisir penggunaan gadget saat akan tidur.
Kebanyakan orang yang mengalami hal tersebut susah untuk tidur,ia akan dianjurkan untuk melepas gadget 1jam sebelum tidur untuk ketenangan.

Berhubungan dengan lawan jenis bukan salah namun,harus lebih berhati-hati pada era sekarang,Lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa,dan fokus untuk karir jauh lebih menjanjikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun