Mohon tunggu...
Chintia Indriyani
Chintia Indriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Konten Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Demam Berdarah

22 Agustus 2023   22:07 Diperbarui: 22 Agustus 2023   22:22 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai penyakit infeksi akut dengan penyebab virus dengue. Penyakit DBD mewabah diperantarai oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina yang terdapat virus dengue dalam tubuhnya. Terdapat beberapa nyamuk lain yang dapat menjadi faktor DBD yaitu nyamuk Aedes Polynesiensis, Aedes Scutellaris dan Aedes Albopictus namun jenis ini lebih sedikit ditemukan.

Kejadian Luar Biasa (KLB) dengue sering terjadi ketika terdapat peningkatan intensitas curah hujan yang menyebabkan peningkatan aktivitas faktor dengue. Penyakit DBD perdana ditemukan di Indonesia di Kota Surabaya tahun 1968. Setiap tahun terdapat kenaikan jumlah warga Kota Manado yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue, tahun 2009-2018, prevalensi DBD meningkat sebesar 741 kasus atau rata-rata peningkatan sebesar 185 kasus pertahun (Sumampouw OJ, 2020).

Sekitar 30% - 50% penderita demam berdarah dengue mengalami syok dan berakhir dengan kematian bila penangannya tidak adekuat. Komplikasi dapat terjadi pada penderita DBD yaitu Dengue Syok Sindrom (DSS) dimana keseimbangan elektrolit seperti hiponatremia, hipokalsemia dan overhidrasi dapat menyebabkan gagal jantung kongestif dan/ atau edema paru yang dapat berujung kematian.Angka kematian demam berdarah dengue pada anak ini mencapai hingga 5% yang meninggal karena infeksi serta tergantung pada ketersediaan perawatan yang menunjang dan tepat.Beberapa faktor yang memengaruhi kejadian demam berdarah dengue yaitu status gizi, umur, keberadaan vektor, domisili, environment, breeding place, resting place, kebiasaan menggantung pakaian, suhu, penggunaan obat anti nyamuk, pekerjaan, pengetahuan dan sikap, dan praktik 3M.

Dikarenakan belum adanya spesifikasi yang nyata mengenai penanganan untuk penyakit DBD maka sangat dibutuhkan upaya untuk pengendalian faktor risiko penyebab terjadinya kejadian demam berdarah dengue pada anak untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas.Metode pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M yang dianjurkan pemerintahan dan perlu selalu dilaksanakan sepanjang tahun, terutama saat musim penghujan. 

Program PSN berupa: (1) Menguras, membasuh tempat-tempat yang sering digunakan sebagai TPA seperti ember, bak mandi, bak penampungan air minum, wadah penampungan pada lemari es dll. (2) Menutup, tutup rapat tempat penyimpanan air seperti kendi, drum dll. (3) Mengubur, sebaiknya kubur barang bekas yang sudah tidak terpakai yang berpotensi sebagai tempat tergenangnya air.11 Bentuk pencegahan tambahan lain yaitu Program 3M Plus: (1) Menabur bubuk larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, (2) Penggunaan obat anti nyamuk, (3) Kebiasaan menggantung pakaian dalam rumah dimana hal ini menjadi resting place bagi nyamuk sebaiknya dihilangkan, (4) Kelambu tidur dapat digunakan agar tidak ada nyamuk yang mendekat, (5) Cahaya dan ventilasi dalam rumah diatur agar intensitas cahaya meningkat dan tidak lembab, (6) Ikan pemakan jentik nyamuk dapat dipelihara untuk memakan jentik, dan (7) Tanaman pengusir nyamuk dapat ditanam disekitar rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Melissa G. Tansil,Novie H. Rampengan, Rocky Wilar. 2021.  Faktor Risiko Terjadinya Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Manado: Jurnal Biomedik (JBM)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun