Bagaimana aku akan jatuh?
Jarak tak memberi arti jauh,
Waktu tak memberi arti ku menunggu.
Ada goresan tinta yang selalu ingin bercerita,
Hari-hari bukanlah kosong,
Tumpukan mimpi bukanlah bisu,
Asa kita ingin terbang tinggi,
Menembus pagar-pagar rumah kita,
Tak ada yang salah, meski arahnya berbeda.
Ada tangan kita yang selalu mengikat kuat,
Semakin erat, menggenggam bara yang menyala.
Aku percaya, kita adalah orang-orang yang berdiri.
Deraian, kegalauan, lusuh,
Itu bukan kita.
Bukankah raut wajah kita melagukan nada ceria?
Lalu, mengapa kita harus berputar arah?
Seolah tak ingin lagi senada?
Sahabat,
Aku tak ingin warna kita berbeda.
Aku ingin selalu sama.
Karna ku membaca kita adalah cermin.
By : Chinit MutzNgil (2 Juli 2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H