Coba kamu ingat-ingat, kapan terakhir kali kamu izin ke toilet kepada gurumu, tetapi malah berakhir jajan di kantin? Sekitar setahun yang lalu, fenomena semacam itu masih umum dilakukan pelajar Indonesia dari berbagai jenjang, bersama tingkah-polah penuh tipuan lainnya, seperti pura-pura sakit biar bisa tidur di UKS barang satu-dua jam.
Sayangnya, praktik penuh muslihat ala pelajar guna melepaskan diri dari kebosanan di kelas ini akhirnya terhenti berkat pandemi Covid-19. Namun, perubahan kegiatan belajar-mengajar dari offline ke online tidak menghalangi teknik-teknik "melarikan diri dari kelas" ini untuk ikut beradaptasi dan berevolusi. Tanpa sama sekali membenarkan atau menyangkal serangkaian perbuatan tidak terpuji yang penulis sendiri pernah lakukan berikut, yuk, simak apa saja 4 tipu muslihat dan dosa pelajar selama sekolah dan kuliah online!
1. "Maaf, Pak/Bu, saya tidak bisa oncam karena ... "
Entah karena kamu lagi kelas sambil masak mie instan, rebahan, atau cuma belum ada motivasi untuk ganti baju, yang jelas kamu tidak bisa menyalakan kamera dan membiarkan guru, dosen, atau teman-teman sekelasmu menonton kelakuan aslimu di rumah. Kalau sudah begitu, solusi paling aman untuk dilakukan memang menyalahkan kamera atau jaringanmu yang malang. Kira-kira, seperti ini usahamu agar mendapat simpati guru atau dosen, "Maaf, Pak/Bu, saya tidak oncam karena kamera sedang bermasalah, kuota sedang tipis, jaringan juga tidak stabil, dan jika dipaksa oncam, laptop saya bisa meledak. Terima kasih atas pengertian Bapak/Ibu."
2. "Maaf, Pak/Bu, suaranya putus-putus."
Kalimat di atas serta dalih-dalih serupa lainnya sering terlontar ketika pengajar tiba-tiba memberimu pertanyaan, tetapi pikiranmu masih dalam tahap loading. Harapannya, lagi-lagi dengan menyalahkan sinyal internetmu, kamu bisa sedikit mengulur waktu sampai mendapat inspirasi jawaban. Kalau beruntung, pertanyaan tersebut bahkan bisa saja dialihkan kepada mereka yang jaringan internetnya sedang tidak “bermasalah".
3. Menyalahkan Mati Lampu, Kuota Habis, atau Perangkat Jebol
Sekolah online memang tidak terlepas dari masalah-masalah teknis yang tidak ada solusi maupun pencegahannya. Berhadapan dengan persoalan macam ini, ada beberapa guru yang dengan lapang dada memberi kelonggaran atau toleransi untuk murid-muridnya. Sayangnya, kaum yang cerdik melihat celah dan kesempatan justru menjadikan peristiwa listrik padam atau kehabisan kuota sebagai alasan untuk tidak ikut kelas. Terlepas dari kemungkinan musibah-musibah ini betul-betul menimpamu, sebaiknya hati-hati saat menggunakan mereka sebagai alasan. Jangan gunakan alasan mati listrik 3 hari beturut-turut; orang-orang bisa menyalahkan PLN. Hindari terus-terusan kehabisan kuota; teman-temanmu bisa saja menggalang dana karena kasihan. Jangan pula keseringan menggabungkan alasan-alasan tersebut, misalnya hari ini rumahmu mati listrik, besoknya kuotamu habis, lalu besok lusanya laptopmu jebol; kamu bisa dikira bernasib sial dan tak ada yang mau berteman denganmu.
4. Langsung Leave Meeting saat Sesi Tanya-Jawab
Ini mungkin adalah teknik tipu daya paling barbar dan putus asa yang bisa seseorang lakukan. Ketika pengajar mengambil ancang-ancang untuk bertanya sementara isi kepalamu saat itu sekosong alam semesta sebelum Big Bang, pilihanmu cuma satu: memencet tombol leave meeting, menghilang dari layar computer pengajarmu. Bagi sebagian orang, kabur secara instan macam ini masih lebih terhormat daripada menanggung malu karena tidak bisa menjawab pertanyaan. Di antara kebohongan dan dosa lainnya, cara ini memang membutuhkan energi paling sedikit, tetapi justru menyisakan rasa bersalah paling dalam (penulis bahkan termenung selama beberapa detik waktu pertama kali melakukannya).
Bonus: Terlalu Rajin sampai Enggan Leave Meeting, bahkan Setelah Kelas Berakhir
Kebalikan dari pendosa di poin sebelumnya, ada pula pelajar yang tetap bertahan di Zoom Meeting walaupun guru atau dosen sudah selesai mengajar dari tadi dan ruang Zoom mau dipakai untuk kelas selanjutnya. Kadang, ditegur dan diusir melalui grup kelas pun tidak menggoyahkan niatmu untuk tetap tidak leave. Jangan terlalu rajin, ya! Kamu bisa disangka ketiduran atau bahkan pingsan.
Nah, kebohongan dan dosa mana, nih, yang paling sering kamu lakukan selama setahun lebih belajar online? Mana yang membuatmu paling merasa berdosa? Diambil dari pengalaman pribadi penulis dan orang-orang di sekitar penulis, hal-hal di atas memang tidak seharusnya diteruskan. Yuk, jadikan dosa-dosa tersebut sebagai bahan evaluasi terhadap sikap kita sendiri, agar kita tidak melulu protes soal sekolah online tetapi juga menyadari peran kita dalam upaya mempertahankan kelangsungan pendidikan di tengah pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H