Assesmen sering kali disamakan dengan kata evalusi tes atau diagnostik. Menurut Sunardi dan Sunaryo (2007), pada umumnya evaluasi tes dan diagnostik digunakan dalam melakukan kegiatan assesmen, tetapi hanya merupakan bagian dari strategi dalam assesmen itu sendiri . Dan pada artikel ini, yang dimaksud dengan assesmen adalah assesmen dalam bidang pendidikan anak luar biasa.
Assesmen yang terkait dalam pendidikan luar biasa adalah suatau kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data yang relevan untuk membuat suatu keputusan tentang seorang individu. Data-data dan informasi yang dapatkan berkaitan dengan suatu kekuatan dan kebutuhan masing-masing individu.
Kegiatan assesmen inilah menjadi titik fokus utama dalam bidang pendidikan sekarang. Sedangkan menurut Cohen dan Spenciner dalam Pierangelo dan Giuliani (2009), mereka mengatakan bahwasannya istilah dari assesmen ini pertama kali muncul dengan definisis cara pengumpulan informasi atau data untuk membuat tujuan-tujuan pendidikan.
Assesmen dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan atau pedoman dalam melakukan tindakan pendidikan anak luar biasa yang disesuaikan dengan kebutuhan anak yang mengalami gangguan atau kelainan.
Kesimpulan dari beberapa definisi assesmen pada pendidikan anak luar biasa diatas adalah suatu proses kegiaatan yang bertujuan untuk menemu dan mengenali anak luar biasa dengan cara mengumpulkan data-data dan informasi yaang benar dan akurat beerkaitan dengan kekuatan, kesulitan dan kelemahan anak dalam bidang tertentu yang kedepannya akan digunakan sebagai pedoman atau landasan dalam menempatkan dan penyusunan suatu program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan layanan bantuan yang diperlukan anak luar biasa.
Assesmen memiliki peranan penting terhadap dunia pendidikan anak berkebutuhan khsuus dan merupakan penentu sebuah keputusan penting. Dibawah ini ada enam keputusan pentinng yang harus diketahui bagi para tenaga pendidik , diantaranya:
1.Keputusan Evaluasi
Keputusan evaluasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi yang didalamnya terdapat proses assesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi yang diperoleh dengan rinci mengenai kemajuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
2.Keputusan Diagnosis
Keputusan diagnosis merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi yang didalamnya terdapat proses assesmen yang bertujuan memberikan informasi yang diperoleh dengan rinci yang berkaitan dengan spesifikasi hambatan atau kecacatan yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
3.Keputusan Kelayakan
Keputusan kelayakan merupakan suatu informasi yang dikumpulkan dengan proses assesmen didalamnya dan memberikan informasi yang rinci mengenai apakah anak memenuhi syarat untuk mendapatkan layanan pendidikan inklusi.
4.Keputusan pengembangan IEP
Keputusan pengembangan IEP merupakan suatu informasi yang dikumpulkan dengan cara assesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi yang rinci sehingga program pembelajaran individu (IEP) dapat dikembangkan.
5.Keputusan Penempatan Pendidikan
Keputusan penempatan pendidikan merupakan pengumpulan informasi dengan cara essesmen yang dapat memberikan informasi rinci sehingga dapat membuat keputusan yang benar dantepat akan penempatan pendidikan anak yang sesuai.
6.Keputusan perencanaan instruksional
Keputusan perencanaan instrukional merupakan pengumpulan informasi dengan proses assesmen penting yang bertujuan untuk memberikan informasi rinci sehingga terdapat perencanaan instruksional yang benar dan tepat untuk kebutuhan khusus masing-masing anak akan kemampuan sosial, akademik, fisik dan manajemen.
Contoh dari assesmen pada pendidikan inklusi, melakukan penelitian mengenai assesmen pembelajaran membaca pada anak-anak berkebutuhan khusus penglihatan (tunanetra). Penelitian ini lebih memfokuskan pada alat assesmen yang digunakan dan media yang dapat membantu kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Seperti, tes membaca setiap anak yang dikelompokkan sesuai dengan berat dan ringannya dengan menggunakan buku braille agar memfokuskan penelitian yang dilakukan secara maksimal.
Terdapat beberapa bebebrapa jenis assesmen assesmen yang dapat dibedakan , diantaranya:
1.Assesmen Formal
Assesmen formal merupakan suatu assesmen yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat assesmen baku. Jenis assesmen ini dilakukan dengan memberikan penilaian atau penskoran pada suatu hal atau tes-tes intelegensi lainnya.
2.Assesmen Informal
Assesmen informal erupakan suatu assesmen yang dapat dialkukan dengan menggunakan alat essesmen yang belum baku atau masih buatan tenaga pendidik. Jenis assesmen ini bisa dilakukan dalam bentuk evaluasi acuan patokan, evaluasi acuan normal, cheklis dan lain sebagainya. Tujuan assesmen informal ini, jika pada saat kegiatan belajar mengaar berlangsung yang akan menjadi dasar untuk menentukan  kemampuan siswa berkebutuhan khusus dalam melakukan pembelajaran di sekolah.
Selanjutnya yaitu ruang lingkup assesmen, berikut ini terdapat 2 ruang lingkup assesmen diantaranya adalah ruang lingkup berdasarkan aspek kehidupan anak dan ruang lingkup berdasarkan waktu. Dibawah adalah penjelasan masing-masing ruang lingkup assesmennya :
1.Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kehidupan Anak
a.Assesmen Akademik
Assesmen akademik merupakan suatu assesmen yang terdapat pada kemaampuan kognitif suatu individu yang berhubungan  dengan kegiatan memahami suatu hal, menguasai segala hal, mampu memecahkan masalah yang terjadi, berpikir secara abstrak dan lain sebagainya. Bertujuan mencari tahu sejauh mana perkembangan kemampuan kognitif masing-masing anak yang berkebutuhan khusus dalam kegiatan belajarnya.
b.Assesmen perkembangan
Assesmen perkembangan merupakan suatu aspek perkembangan anak yang berkebutuhan khusus bersifat non-akademik yang terdiri dari aspek perkembangan motorik (motorik halus dan mototrik kasar), komunikasi, sosial emosional dan lain sebagainya. Bertujuan untuk mengurangi hambatan yang diakibatkan oleh kekhususan yang dimiliki masing-masing anak berkebutuhan khusus.
c.Assesmen perilaku adaptif
Assesmen perilaku adaptif merupakan suatu assesmen yang menilai sejauh mana kemampuan yang dimiliki anak dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Bertujuan untuk membantu anak agak dapat dengan mudah melakukan semua kegiatannya sehari-hari secara mandiri dengan sendirinya. Seperti: makan, minum, mandi dan lain sebagainya.
2.Ruang Lingkup Berdasarkan Waktu
a.Ruang lingkup yang diberikan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas
Anak mampu bermonolog diri yang memiliki kemampuan dalam mengurus dirinya sendiri yang bermaksud untuk mengurangi rasa ketergantungan dengan orang lain, kemampuan psikomotor (kemampuan seseorang yang berhubungan dengan fisik dan motorik seseorang yang mengalami ganguan intelektual), perkembangan sosial emosional, perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa.
b.Ruang lingkup saat anak belajar di kelas
Assesmen ini lebih memfokuskan pada guu atau tenaga pendidik lainnya pada saat melakukan kegiatan belajaran mengajar di kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H