Mohon tunggu...
Chindy Cloudya
Chindy Cloudya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik dengan bidang komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Inspiratif Ibu Yaya dari Angkringan Menuju Kesuksesan

8 Desember 2024   23:50 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:52 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber : Ibu Yayah Rokayah

Sukses merupakan suatu pencapaian yang berhasil diraih, begitulah yang terjadi pada kisah seorang ibu yang bernama Ibu Yaya Rokaya. Collin Powelll merupakan menteri luar negeri Amerika Serika ke 65 mengatakan bahwa "Kesuksesan adalah hasil dari ketekunan, kerja keras, dan semangat yang tak pernah padam meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan." Albert Enstein juga pernah mengatakan bahwa "Dalam setiap kesulitan terdapat kesempatan untuk tumbuh; kesuksesan sejati datang dari ketahanan dalam menghadapi tantangan." - Albert Einstein. Kesuksesan bu Yaya dalam menghadapi permasalahan disetiap usahanya bukanlah suatu hal yang mudah. Ada cerita haru didalam perjalanan Ibu. Yaya Rokaya ketika membangun dan menjalankan usahanya. Sakit, perih dan juga pengorbanan yang dirasakan Ibu. Rokaya tidak serta merta menyulutkan semangat Ibu Rokaya untuk kembali  bangkit melanjutkan apa yang sudah dia bangun. Ketabahan hati Ibu Yaya Rokaya ini sangat menginspirasi dan memberikan pelajaran yang bermanfaat mengenai bagaimana bersikap dalam menjalani kerasnya hidup.

Bu Yaya Rokaya merupakan seorang ibu yang lahir di Garut pada tahun 1980, sekarang usianya sudah menginjak 44 tahun. Ibu yaya memiliki 2 orang anak perempuan, anak pertama baru saja lulus dari kuliah nya yang mengambil jurusan farmasi, anak kedua Ibu Yaya masih duduk di bangku SMA kelas 2. Ibu Yaya menikah pada tahun 1998. Dia memiliki usaha angkringan makanan, seperti sate telur, sate kulit, sate ayam, nasi bakar, indomie rebus, berbagai minum yang sangat cocok untuk melepas dahaga dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu ibu, ibu yaya dapat menambah aset dari penjualannya tersebut.

Ibu Yaya merupakan sosok inspiratif yang telah melalui berbagai liku-liku kehidupan. Sejak kecil, dimana Bu Yaya sudah dihadapkan dengan tantangan. Ibu Yaya bukan lah sosok ibu yang deket dengan kedua orang tuanya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Ibu Yaya sempat bercerita bahwa kedua orang tuanya sudah berpisah sehingga hal tersebut membuatnya tidak dekat dengan kedua orang tuanya. Semasa kecil Ibu Yaya pun akhirnya dibesarkan oleh neneknya. Ibu Yaya pun semasa kecilnya disekolah kan oleh neneknya. Namun Ibu Yaya tidak dapat merasakan secara keseluruhan program Pendidikan yang seharusnnya sudah menjadi kewajiban untuk dia dapatkan. Hal ini terjadi karena situasi yang tidak memungkin untuk dia dapat bersekolah seperti yang lainnya. Ada suatu hal yang menghalangi Ibu Yaya untuk dapat melanjutkan pendidikannya yaitu uang.

Ketika Ibu Yaya masuk SD, ada hal pahit yang dia terima saat ibu Yaya naik kelas 3 SD. Pada saat itu Nenek Ibu Yaya tidak sanggup lagi untuk membayar uang sekolanya sehingga dia harus berhenti untuk melanjutkan pendidikannya tersebut. Saat Ibu Yaya duduk di bangku kelas 2 SD, rapotnya bahkan sudah ditahan, sementara itu ibu Yaya naik kelas ke kelas 3 SD, rapotnya ditahan oleh pihak sekolah dengan alasan belum membayar uang sekolahnya itu. Tak jarang beliau kena terror oleh pihak sekolah terkait pembayaran uang sekolah beliau sehingga dikarenakan intensitas guru berkata hal tersebut sangatlah sering, Maka dari itu Ibu Yaya memberanikan diri untuk bolos. Awalanya hanya sekali namun lambat laun  Ibu Yaya terus bolos hingga akhirnya dinyatakan tidak lolos.   Yaya keseama Ibu Yaya bolos namunnbu YayaHal inilah yang membuat beliau bekerja diusia yang sangat muda. Tentunya hal ini bukalah bagiand dari keinginan ibu Yaya

Di usia 10 tahun, Bu Yaya sudah mulai membantu keluarganya dengan mengambil teh di gunung. Aktivitas ini bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga menjadi pelajaran berharga tentang ketekunan dan tanggung jawab yang sudah dia terima. Setelah beberapa tahun di Garut, pada usia 12 tahun, ia pindah ke Bandung untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Di Bandung, Bu Yaya bekerja di berbagai pekerjaan sambilan, termasuk sebagai pengasuh anak dan di toko kue. Tentunya hal ini merupakan bukan suatu hal untuk dijalani. Banyak hal-hal yang kurang mengenakkan terjadi pada Ibu Yaya rokayah ketika dia kecil dan mengharuskannya untuk bekerja. Kerap kali Ibu Yaya merasa tidak nyaman dengan perkerjaan yang dia lakukan. Hal ini membuatnya keluar dan masuk dari suatu tempat kerja ke tempat kerjal lainnya ketika belaiau bekerja dulu. Saat itu Ibu Yaya membantu keluarganya mengambil teh.

            Ibu Yaya Rokaya juga memiliki keinginan untuk dapat bekerja di Bandung. Beruntungnya, Ibu Yaya memiliki saudara yang bekerja didalam PT. Sidola yang bertempat di Bandung. Ibu Yaya dititipkan oleh pihak keluarga beliau untuk dapat ikut bekerja disana namun lagi-lagi apa yang dijalani oleh ibu Yaya tidak bejalan dengan mulus. Ketika pihak keluarga Ibu Yaya mencoba untuk meghubungi pihak saudaranya tersebut, ada kendala usia yang membuat Ibu Yaya tidak dapat diterima. Pada saat itu umurrnya 12 tahun, beliau dititipkan pesan dari saudaranya bahwa Ibu Yaya diharapkan dapat menunggu 1 tahun untuk dapat bekerja disana. Umur 12 tahun memang sangatlah muda sehingga factor tersebut membuat ibu tidak dapat langsung bekerja.

Selama menunggu kabar satu tahun, ibu Yaya mengerjakan banyak melakukan pekerjaan apa saja yang dapat dia lakukan sembari menunggu kabar satu tahun. Sangatlah posistif tindakan yang dilakukan Ibu Yaya dalam menunggu kabar tersebut. Dimulai dari mengasuh anak, bekerja juga dalam tempat pembuatan kue atau biasa disebut sebagai pabrik kue.

Satu tahun kemudian akhirnya Ibu Yaya mendapatkan pekerjaan dibandung dari sudaranya itu. Ibu Yaya diterima bekerja di di PT. Sidola sebagai bagian dari tim kayu putih. Ketika ibu yaya diterima bekerja di PT. Sidola, beliau berusia sekitar 13 atau 14 tahun. Ketika Ibu. Yaya bekerja disana beliau bertemu dengan lelaki maco yang sekarang telah menjadi teman hidup beliau. Pada tahun 1998 Ibu. Yaya akhirnya memutuskan untuk melakukan pernikahan dengan pacarnya.

Ketika beliau membangun rumah tangga dan masing-masing Ibu Yaya dan juga sang suami mereka memutuskan untuk sama-sama bekerja. Sampai pada akhirnya, ada suatu ide muncul dari dalam diri bapak ( suami ibu. Yaya ) yaitu suami ibu. Yaya mengajaknya untuk berjualan yang kebetulan ada roda nganggur.

Saat itu memang bukan suatu hal yang mudah untuk memutuskannya namun pada saat itu Ibu.Yaya membuat keputusan untuk berjualan Bersama dengan suaminya. Sehingga beliau menjual angkringan. Awal-awal sangat sepi sekali yang mau membeli makanan yang dijual oleh Ibu. Yaya dan juga Bapak Bersama. Namun, setelah beberapa tahun, ia menyadari bahwa gaji suaminya tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Hal ini mendorongnya untuk mencari cara agar bisa berpenghasilan lebih. Bersama suaminya, Bu Yaya memutuskan untuk berjualan sambil tetap bekerja agar mereka bisa sambil mengumpulkan uang.

Untuk membangun suatu bisnis tidaklah mudah. Akan ada rintangan dan tantangan yang harus dihadapi Ibu. Yaya. Namun kesabaran seluas samudera itu amat sangat diperlukan. Walaupun jualan Ibu. Yaya hanya satu dua orang yang beli, pada saat itu sudah amat sangat cukup. Ibu. Yaya tetap gigih tidak berhenti disitu saja. Siapa sangka lambat laun tempat jualan Ibu.Yaya mengalami kenaikan. Setelah satu tahun berjalan seperti sistem kerja sebelumnya, Ibu. Yaya mendapatkan bahwa mereka sudah mendapatkan penghasilan yang mumpuni sehingga satu tahun setelah menikah Ibu. Yaya dan juga suami sepakat untuk fokus menjalankan bisnis jualan yang udah mereka ciptakan. Pada tahun 1999 Ibu.Yaya dan suami keluar dari tempat kerja dan fokus melanjutkan  bisnis yang sudah diciptakan. Usaha yang mereka jalankan  menghasilkan pendapatan yang cukup namun ada sautu hal  yang tidak etis terjadi pada ibu. Bu. Yaya pernah diusir agar tidak berjualan lagi ditempat tersebut. "Jujur sangat sedih hati beliau namun kita tidak boleh Suudzon sama Gusti Alllah" itu adalah kata-kata penguat Ibu. Yaya yang kerap kali keluar ketika dia dihadapkan dengan segala pencobaan. Ibu.Yaya mengingatkan bagaimana harus berjuang dengan penjualan yang sangat sedikit pada awalnya. Namun, dengan kesabaran dan kerja keras, mereka mulai melihat kemajuan. Dalam waktu lima tahun, mereka harus berpindah lokasi berjualan beberapa kali karena berbagai alasan, termasuk diusir dari tempat berjualan. Bukan sutau hal yang mudah tentunya untuk menghadapi apa yang Ibu. Yaya rasakan pasalnya beliau mengalami 5 kali diusir selama berjualan. Saat ini beliau berjualan di Taman Radio. Dan pada masa ini Ibu.Yaya merasakan adanya perubahan baik yang Tuhan berikan kepada Ibu.Yaya. Ibu. Yaya berkata untuk dapat selalu sabar, berusaha, jangan pernah mengganggap musibah sekarang sebagai bahan menyalahkan Gusti Allah. " Percayalah Gusti Allah sudah menyiapkan skenario terbaik kepada setiap manusianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun