Mohon tunggu...
C.C. Agung Bujana
C.C. Agung Bujana Mohon Tunggu... -

Whatever

Selanjutnya

Tutup

Nature

Nyepi: Earth 24-Hour

31 Maret 2014   20:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:15 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13962464601623278523

Dunia mengenal Earth-Hour yang diperingati setiap hari sabtu di akhir bulan Maret. Earth Hour ini merupakan wujud kesadaran warga dunia akan dampak climate change yang terasa semakin buruk belakangan ini. Warga dunia memperingati Earth-Hour dengan mematikan lampu selama satu jam, pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Sampai dengan 2014 sudah lebih dari 7000 kota di dunia turut berpartisipasi merayakan Earth-Hour. Tentu yang harus dilihat dari Earth-Hour ini bukanlah gelap-gulita kota selama satu jam demi mengurangi penggunaan energi dan emisi karbon, tetapi semangat dari warga dunia untuk memperpanjang umur bumi yang semakin tua.

Bagi umat Hindu, Earth-Hour tentu bukanlah ‘barang’ baru. Tanpa sadar, setiap tahunnya umat Hindu ikut berpartisipasi mengurangi penggunaan energi dan emisi karbon melalui perayaan Nyepi. Ya, setiap tahun, bukan selama satu jam, tetapi selama satu hari penuh, 24 jam, umat Hindu menyepikan dunia dari aktivitas umat manusia yang kadang membuatnya semakin buruk. Dalam perayaan Nyepi, setiap umat dilarang untuk bekerja, bepergian, bersenang-senang, dan menyalakan api. Suasana Nyepi sendiri akan sangat terasa jika kita tinggal di Bali. Pada saat Nyepi, Bali akan menjadi pulau ‘mati’. Bandara, pelabuhan, dan semua tempat publik tidak beroperasi. Tidak ada kendaraan, siaran televisi, dan semua aktivitas manusia lainnya terhenti selama 24 jam. Nyepi pada hakekatnya menjadi sarana instrospeksi bagi umat Hindu dalam menghadapi tahun yang baru. Terhentinya aktivitas manusia ini juga akan memberikan kesempatan bagi dunia untuk bernafas, setidaknya selama satu hari.

Perkembangan teknologi yang diciptakan manusia memang sesuatu yang tidak terhindarkan. Teknologi-teknologi itu semakin menyebar dan sangat bermanfaat bagi umat manusia. Tapi sayangnya, perkembangan semua teknologi itu justru semakin menekan bumi. Tidak terjadi keseimbangan antara ekploitasi alam yang dilakukan demi perkembangan teknologi dengan upaya untuk tetap melestarikan bumi. Bumi dan manusia memang selayaknya saling melindungi. Bumi memberikan manusia segala fasilitas yang dia bisa berikan agar manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dan sebagai gantinya, manusia lah yang juga harus menjaga bumi itu sendiri sebagai tempat semua keturunannya akan tinggal.

(Lindung Bumi: by Rizal Mantovani):

“...Bumi akan tetap bulat sebagai wujud kesetiaan pada setiap generasi yang lahir. Ia memang akan selalu menaungi setiap generasi yang datang, generasi yang juga akan memayungi bumi itu sendiri.”

Selamat Hari Raya Nyepi....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun