Mohon tunggu...
chinditya nendhiputri
chinditya nendhiputri Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

tugas essay

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Keteladanan pada Masa Kepemimpinan Abu Bakar

2 April 2023   13:28 Diperbarui: 2 April 2023   13:28 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA                       : CHINDITYA NENDHI PUTRI

NIM                            : 2110101095

MATA KULIAH      : SEJARAH PERADABAN ISLAM

                     KISAH  KETELADANAN PADA MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR

           

 Abu Bakar adalah khulafaur rasyidin pertama yaitu pengganti kepemimpinan Rasulullah setelah wafat. Beliau dipilih setelah adanya musyawarah oleh dewan pemilihan yang dibentuk oleh kaum muslimin. Pada awal pengangkatannya sebagai khulafaur rasyidin terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar mengenai keududukan Khalifah sebagai pengganti Rasulullah karena beliau sendiri tidak pernah mewasiatkan kepada siapapun untuk menggantikan kedudukannya. 

Sebelum diangkat menjadi khulafaur rasyidin Abu Bakar dikenal sudah dekat dengan Rasul dan selalu siap untuk membela Rasul dalam kondisi apapun. Berbeda dengan Umar bin Khattab yang memimpin islam dengan ketegasan, Abu Bakar memimpin dengan jiwa yang lebih tenang dan perasaan yang halus, sehingga beliau mudah bergaul dengan siapa saja, bahkan beliau mendapatkan gelar Ash Shidiq dari Rasul karena beliau merupakan orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra' Mi'raj. 

Pada kehidupannya sehari hari beliau adalah seorang saudagar kaya raya, namun beliau rela menyalurkan hartanya untuk keperluan shadaqah dan membebaskan budak dengan menginfakkan empat puluh ribu dinar.

Pada masa awal pemerintahan Abu Bakar terjadi berbagai kekacauan dan pemberontakan dari berbagai macam golongan mulai dari pemberontakan, banyak nya orang yang murtad, adanya nabi palsu dan banyak orang yang tidak membayar zakat. Namun Abu Bakar selalu bersikap tabah dan berbesar hati atas orang orang yang telah menyeleweng dari kebenaran.

 Dengan usaha yang telah dilakukan oleh Abu Bakar berhasil melakukan ekspansi ke berbagai macam daerah karena tekatnya yang kuat untuk melanjutkan rencana Rasulullah. Selain melakukan usaha perluasan wilayah beliau juga berjasa dalam mengumpulkan ayat ayat Al Quran yang berada dalam kondisi berserakan di berbagai tempat. Hal ini dilakukan atas usul Umar bin Khattab karena banyak dari para sahabat penghafal Al Quran yang telah gugur di medan perang.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan banyak hal baik dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah Abu Bakar dalam memperjuangkan islam, beliau rela menghadapi pemberontakan atas dirinya setelah menjabat menjadi pemimpin bahkan beliau tidak pernah diwasiati apapun tentang kepemimpinan oleh Rasulullah, sehingga banyak masyarakat yang tidak percaya dengan kemampuannya, namun karena ketabahannya dan kelapangan hatinya beliau bisa menghadapi kaum muslimin yang saat itu sedang terjadi kekacauan bahkan mampu memaafkan segala penghianatan yang telah dilakukan oleh mereka. 

Dengan sifat nya yang jujur dan dapat dipercaya membawanya mendapat julukan Ash Shidiq dari Rasulullah sahabat karibnya saat itu. Hal ini dapat dihubungkan dengan kehidupan masa kini, yaitu memiliki jiwa yang lapang atas segala hal yang terjadi dan percaya bahwa amanah tidak pernah salah memilih pemiliknya, dan percaya bahwa Allah akan membantu kita dalam situasi dan kondisi apapun selama kita selalu berada di jalan- Nya. Pada masa kini banyak pejabat yang melakukan ketidakjujuran atas tugas yang diberikan, dengan tidak adanya transparansi antara pihak pemerintah dengan masyarakat.

Dengan kegigihan yang beliau miliki serta rasa berani, Islam dapat melakukan ekspansi ke berbagai wilayah hingga keluar dari jazirah Arab seperti Irak dengan mengirim Khalid bin Walid sehingga dapat menguasai Al- Hirrah, mengirim juga tantara di daerah Suriah pada masa akhir jabatannya dengan mengamanahkan kepada empat panglima perang yaitu Abu Ubaidillah bin Jarrah, Amr bin Ash, Yazid bin Abi Sufyan serta Syurahbil.

Semasa hidupnya Abu bakar hidup dalam keadaan yang sederhana meskipun beliau adalah seorang saudagar yang kaya raya, namun Ketika meninggal tidak meninggalkan sepeser uangpun untuk putrinya karena semua hartanya telah beliau berikan untuk berjuang di jalan islam. Putrinya yang bernama Aisyah bingung dengan kain apa nanti untuk mengkafani ayahnya ketika wafat, karena sudah tidak memiliki harta. Namun jawaban Abu Bakar justru adalah beliau ingin memakai baju yang biasa beliau gunakan saat menjadi makmum solat saat bersama Rasulullah. 

Meskipun Aisyah tahu bahwa kain tersebut sudah dalam keadaan usang namun Abu Bakar tetap teguh dan menurutnya orang yang hidup lebih berhak untuk menggunakan barang yang baru daripada orang orang yang sudah meninggal. 

Berkaca dari peristiwa tersebut para pemimpin masa kini berlomba lomba untuk mendapatkan posisi yang terbaik agar mereka mendapatkan kekayaan dan kedudukan yang tinggi di mata manusia bahkan sampai menzholimi rakyatnya contohnya dengan melakukan korupsi dan kecurangan lainnya, sangat bertolak belakang dengan masa kepemimpinan para khulafaur rasyidin yang mengedepankan kebutuhan rakyatnya agar tidak merasa kekurangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun