Mohon tunggu...
Sadzikri
Sadzikri Mohon Tunggu... Pelajar -

Pelajar SMA | Sejarah adalah pelajaran favorit saya | Menyukai politik karena politik itu seni realis terbaik | Juga seorang penggemar budaya pop Jepang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masyarakat Korea Utara Mungkin Lebih Bahagia daripada Kita

23 Juni 2018   10:19 Diperbarui: 23 Juni 2018   10:38 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Besar Mansudae (sumber: PBS)

3. Rasa syukur atas apa yang dimiliki

Karena mereka tidak merasa iri atas apapun di dunia, mereka akan selalu bersyukur atas apa yang mereka miliki. Mereka akan menganggap bahwa apa yang mereka miliki adalah yang terbaik di dunia, meskipun jauh di bawah standar dunia internasional. Hal ini akan mendukung kebahagiaan mereka karena kita tahu bahwa rasa syukur adalah kunci utama menuju kebahagiaan, dan mereka benar-benar memiliki rasa syukur itu.

Masalah kebahagiaan masyarakat Korea Utara hanya terletak pada kebutuhan pangan dan energi, hal yang masih belum terpulihkan sepenuhnya sejak 1990-an. Jika masalah ini dapat terselesaikan, pastilah kebahagiaan mereka akan menjadi benar-benar sempurna.

BAGAIMANA DENGAN KITA YANG LEBIH "BEBAS"

Bagaimana dengan kita? Mungkin kita merasa lebih bahagia dibandingkan masyarakat Korea Utara karena kita memiliki kebebasan yang tidak mereka miliki. Namun, apakah kita masih sering membanding-bandingkan apa yang kita punya dengan orang lain sehingga menyebabkan kita menjadi iri? Apakah kita sudah memiliki dan mengikuti dasar dan tujuan hidup yang sesuai dengan apa yang kita inginkan? Yang terpenting, apakah kita sudah bersyukur dengan apa yang kita punya?

Masyarakat Korea Utara mungkin lebih terkekang daripada kita, namun mereka memiliki sifat yang bisa jadi lebih baik daripada kita. Mereka tidak iri terhadap apapun di dunia dan merasa bahwa yang mereka miliki adalah yang terbaik. Dasar dan tujuan hidup sudah jelas, yaitu mengabdi kepada Dinasti Kim. Dan karena dua hal tersebut, mereka memiliki rasa syukur yang tinggi, sebuah kunci utama menuju kebahagiaan.

Mengenai kebebasan, kita memang lebih bebas dari mereka. Namun, mereka mungkin lebih bahagia daripada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun