Mohon tunggu...
Sadzikri
Sadzikri Mohon Tunggu... Pelajar -

Pelajar SMA | Sejarah adalah pelajaran favorit saya | Menyukai politik karena politik itu seni realis terbaik | Juga seorang penggemar budaya pop Jepang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Hardiknas

2 Mei 2018   20:53 Diperbarui: 2 Mei 2018   20:57 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya satu kata yang mungkin dapat mendeskripsikan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini. Kata tersebut adalah "sepi" dan entah mengapa memang benar-benar terasa sepi.

Hal tersebut benar-benar saya rasakan di sekolah hari ini. Jika dihitung-hitung, dari masuk sekolah pada pukul 7 pagi hingga pulang pada pukul 3 sore, hanya ada 1-2 guru yang mengingatkan bahwa hari ini adalah Hardiknas. Bahkan, murid-murid seakan tidak ada yang peduli akan hal tersebut.

Tidak hanya di sekolah, di linimasa media sosial pun juga terasa sepi. Saya hanya menemukan tidak lebih dari 5 foto atau berita mengenai Hardiknas. Bahkan, hampir tidak ada berita mengenai Hardiknas di linimasa pribadi yang berasal dari media mainstream. Padahal, biasanya akan muncul berita terbaru mengenai hari-hari khusus memperingati suatu hal atau kejadian, seperti Hari Buruh kemarin.

Apakah Hardiknas tahun ini terasa sepi karena 'tersisihkan' oleh berbagai isu akhir-akhir ini, seperti deklarasi calon presiden oleh suatu serikat buruh atau aksi intimidasi di CFD Jakarta? Atau bahkan artikel mengenai Hardiknas sudah dianggap terlalu sering sehingga tidak dijadikan prioritas? Yang terburuk, apakah Hardiknas sudah dianggap menjenuhkan sehingga hanya dianggap seperti hari-hari biasa?

Padahal, apabila dibandingkan dengan Hari Buruh, Hardiknas juga tidak kalah penting. Tanggal 2 Mei dijadikan Hardiknas sebagai sarana memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara, salah satu tokoh penting dalam tonggak sejarah pendidikan di Indonesia. Kata "pendidikan" itu sendiri juga mengandung makna yang sangat dalam, karena dengan adanya pendidikan maka manusia dapat bebas dari belenggu ketidaktahuan dan keterbelakangan.

Dalam lingkungan sekolah, mungkin pamor dari Hardiknas mulai tergantikan dengan Hari Guru Nasional yang dirayakan setiap tanggal 25 November, namun harus tetap diingat bahwa Hardiknas tanggal 2 Mei itu juga memperingati hari lahir salah satu tokoh terpenting dalam pendidikan nasional yang gagasannya dapat kita rasakan manfaatnya hingga hari ini.

Oleh karena itu, Hardiknas selayaknya tetap menjadi salah satu hari peringatan yang penting di Indonesia. Karena tanpa adanya suatu hal bernama "pendidikan" dan gagasan dari Ki Hajar Dewantara dan tokoh pendidikan nasional lainnya, maka kita dapat menjadi bangsa yang tidak tahu berbagai hal atau bahkan menjadi bangsa yang terbelakang.

Ataukah Hardiknas tidak terlalu dianggap karena tidak menjadi hari libur nasional? Hanya Tuhan yang benar-benar tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun