Hanya satu kata yang mungkin dapat mendeskripsikan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini. Kata tersebut adalah "sepi" dan entah mengapa memang benar-benar terasa sepi.
Hal tersebut benar-benar saya rasakan di sekolah hari ini. Jika dihitung-hitung, dari masuk sekolah pada pukul 7 pagi hingga pulang pada pukul 3 sore, hanya ada 1-2 guru yang mengingatkan bahwa hari ini adalah Hardiknas. Bahkan, murid-murid seakan tidak ada yang peduli akan hal tersebut.
Tidak hanya di sekolah, di linimasa media sosial pun juga terasa sepi. Saya hanya menemukan tidak lebih dari 5 foto atau berita mengenai Hardiknas. Bahkan, hampir tidak ada berita mengenai Hardiknas di linimasa pribadi yang berasal dari media mainstream. Padahal, biasanya akan muncul berita terbaru mengenai hari-hari khusus memperingati suatu hal atau kejadian, seperti Hari Buruh kemarin.
Apakah Hardiknas tahun ini terasa sepi karena 'tersisihkan' oleh berbagai isu akhir-akhir ini, seperti deklarasi calon presiden oleh suatu serikat buruh atau aksi intimidasi di CFD Jakarta? Atau bahkan artikel mengenai Hardiknas sudah dianggap terlalu sering sehingga tidak dijadikan prioritas? Yang terburuk, apakah Hardiknas sudah dianggap menjenuhkan sehingga hanya dianggap seperti hari-hari biasa?
Padahal, apabila dibandingkan dengan Hari Buruh, Hardiknas juga tidak kalah penting. Tanggal 2 Mei dijadikan Hardiknas sebagai sarana memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara, salah satu tokoh penting dalam tonggak sejarah pendidikan di Indonesia. Kata "pendidikan" itu sendiri juga mengandung makna yang sangat dalam, karena dengan adanya pendidikan maka manusia dapat bebas dari belenggu ketidaktahuan dan keterbelakangan.
Dalam lingkungan sekolah, mungkin pamor dari Hardiknas mulai tergantikan dengan Hari Guru Nasional yang dirayakan setiap tanggal 25 November, namun harus tetap diingat bahwa Hardiknas tanggal 2 Mei itu juga memperingati hari lahir salah satu tokoh terpenting dalam pendidikan nasional yang gagasannya dapat kita rasakan manfaatnya hingga hari ini.
Oleh karena itu, Hardiknas selayaknya tetap menjadi salah satu hari peringatan yang penting di Indonesia. Karena tanpa adanya suatu hal bernama "pendidikan" dan gagasan dari Ki Hajar Dewantara dan tokoh pendidikan nasional lainnya, maka kita dapat menjadi bangsa yang tidak tahu berbagai hal atau bahkan menjadi bangsa yang terbelakang.
Ataukah Hardiknas tidak terlalu dianggap karena tidak menjadi hari libur nasional? Hanya Tuhan yang benar-benar tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H