Mohon tunggu...
chilyatul jannah
chilyatul jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis dan membaca cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persahabatan antara Rara,Tata dan Pipo

24 Desember 2024   08:13 Diperbarui: 24 Desember 2024   08:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah padang rumput yang hijau ,hiduplah sekelompok kelinci. Mereka selalu pergi kemanapun dengan bersama-sama. Namun, ada seekor kelinci kecil bernama rara yang mana dia takut tertinggal oleh kawanannya ketika ingin mencari makan dikarenakan salah satu kakinya cedera akibat tertimpa ranting pohon yang tumbang.

 Cidera di salah satu kakinya itu membuat dia kesusahan ketika ingin pergi kemana-mana. Dia selalu tertinggal jauh dari kawanannya, apalagi dengan tubuhnya yang kecil.Dia termasuk kelinci paling muda diantara semuanya. Beruntungnya sang ibu selalu sabar menunggu sang anak yang jalan dengan kaki cedera.

 Suatu hari, badai besar datang. Angin menghembus dengan sangat kencang. Dedauanan terbawa angin kesana-kemari. Sekumpulan kelinci yang waktu itu sedang mencari makanan didekat tebing panik dikarenakan badai tersebut. Piko seekor kelinci Jantan yang paling tua tiba-tiba berucap " ayo cepat kita lari kedalam goa di dekat pohon mangga itu untuk berteduh". Semua kelinci dengan cepat berlari kesana, tetapi rara yang juga panik dengan tergesa-gesa berlari tanpa memperhatikan jalannya, akibatnya dia tersandung batu yang ada ditengah-tengah jalan. Dia pun kesakitan "aduhh,kakikuuu". Tata kelinci yang lebih tua darinya segera berbalik badan dan menolong rara untuk bangun. "Ayo aku bantu untuk berjalan", rara yang tidak enak pun menolak "jangan,lebih baik kamu segera lari saja berlindung di goa untuk berlindung dari badai", " aku tidak akan meninggalkan kamu dalam keadaan seperti ini,ayo aku bantu" Tata tetap kekeh ingin membantu rara yang sedang kesakitan itu. Akhirnya rara menerima bantuan dari tata dan berjalan tertatih-tatih menuju goa untuk bergabung bersama yang lainnya.

 "Nah sudah sampai","trimakasih sudah mau membantuku tadi" ucap rara dengan senyum diwajahnya. "sama-sama, kenalin aku tata" "kalo aku rara", bisakah kita mulai berteman saat ini?" tanya tata dengan penuh harap."tentu saja boleh,aku senang sekarang aku sudah punya teman,aku selalu kesepian, aku hanya ditemani oleh ibuku saja setiap hari" ucap rara tak kalah antusias.

 "Rara sayangg, kenapa dengan kaki kamu nak?" tanya sang ibu dengan raut cemas."Rara tadi tersandung batu ibu,karena rara tadi sangat takut dengan badai". " Syukurlah kamu sekarang sudah tidak apa-apa, ibu tadi sangat khawatir ketika mencarimu tetapi kamu belum masuk kedalam goa ini dengan yang lainnya" ucap sang ibu sambil mengelus wajah sang anak. "Aku tidak apa-apa ibu,tadi ada tata yang menolongku" . "Siapa tata itu nak?" tanya sang ibu."Tata teman baruku ibu, dia sangat baik sekali denganku"." Oh yaa? Ibu senang sekali mendengar kamu sudah memiliki teman baru".

 Setelah semalaman badai baru reda ketika pagi hari. Sinar matahari menyinari dalam goa yang gelap ini. Para sekelompok kelinci bangun dari tidurnya dan keluar dari dalam goa untuk pulang ke rumah yang selama ini mereka tempati, yaitu tempat didekat air terjun. Rara dengan semangat keluar dari goa bersama dengan tata sambil meloncat-loncat kegirangan. "Ibu, aku jalan bersama tata boleh?" tentu boleh sayang,tapi harus hati-hati ingatt!" okeyy ibu".

 Rara dan tata berjalan sambil sesekali meloncat-loncat dengan riang.Mereka senang karena akhirnya memiliki teman yang bisa diajak bermain. Ketika telah sampai ditempat kawasan mereka tinggal,mereka berdua mencari buah-buahan yang tak jauh dari untuk memakannya bersama.

 "Wahh buahnya banyak sekaliiiiii" ucap tata dengan mata berbinar melihat begitu banyaknya buah-buahan disini,berbeda dengan ditempat asalnya. "Disini memang banyak buah-buahan tata, ayo kita ambil untuk kita makan ditepi sungai sana" ucap rara. "Ayo rara". Mereka memperhatikan buah-buahan yang masih berada dipohon diatas sana. Ada buah manggis, rambutan, pepaya, mangga dan juga buah pisang diujung sana.

 Mereka kesusahan untuk mengambil buah-buahan tersebut. "Buahnya begitu tinggi, kita mana bisa mengambilnya" ucap rara yang sedih. "benar katamu rara, aku juga tidak bisa kalo harus memanjat pohonnya" balas tata. Rara dan Tata tampak sedih karena tidak bisa menggapai buah-buahan yang sangat menggugah selera itu. Mereka memungut 2 buah manggis yang jatuh ditanah dan masih bagus buahnya. "itu ada buah manggis yang sudah jatuh disamping batu besar" seru tata. "wahhhh, iyaa ayo kita ambil"balas rara sambil mengambil 2 buah manggis tersebut. "akhirnya kita bisa mencicipi buah manggis ini ya rara" ucap tata dengan wajah gembira". "Iya tata buah ini enak sekali" ucap rara dengan mulut belepotannya.

 Setelah kedua kelinci itu selesai memakan buah manggisnya, keduanya sepakat untuk kembali pulang ke rumah, merelakan keinginan untuk memakan aneka buah-buahan yang menggugah selera diatas pohon sana. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan, melewati kawasan hutan yang lebat. Mereka berhenti ketika menemukan aliran air kecil yang mengalir disamping mereka. " wahh ada air mengalir,kebetulan aku sedang haus , apakah kamu juga haus ta?" tanya rara. "Aju juga mau minum air yang nampak segar itu ra" ucap tata kemudian mendekat ke aliran air tersebut dan meminumnya. "hah segarnyaaaaa" ucap mereka bersamaan.

 Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka kembali. Di tengah perjalanan, mereka seperti mendengar dari kejauhan jeritan seekor hewan yang meminta pertolongan." Aku seperti mendengar jeritan minta tolong" ucap rara. "Mana?" tanya tata karena dia tidak mendengarkan jeritan yang didengar oleh sahabatnya-rara. "Tolongggggg" "Itu suaranyaaa" kata rara. " Iya,aku baru mendengarkan, siapaa dia? Ayo cob akita cari tau dimana asal jeritan tersebut" ajak tata kepada rara. "Iyaa ayo".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun