Mohon tunggu...
Hilal Ardiansyah Putra
Hilal Ardiansyah Putra Mohon Tunggu... -

Pengiat Literasi Kutub Hijau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bencana, Antara Adzab dan Ujian (Bagian Tiga Habis)

15 Januari 2015   12:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Selanjutnya, kemungkinan kedua dari sebuah musibah atau bencana itu adalah ujian bagi umat yang beriman. Sebagai patokan penting dalam masalah ini adalah firman Allah swt. “Apakah manusia mengirah akan dibiarkan berkata : “kami beriman” dan mereka tidak diuji?.” (QS. Al-Ankabut : 2).

Berdasarkan dalil di atas, sudah menjadi sunnatullah bahwa semua orang yang mengikrarkan keimanannya akan diuji, bahkan seorang rasulpun juga harus menerima ujian dari Allah swt. Allah Swt. ketika memberikan cobaan atau ujian terhadap hambahnya yang beriman bukanlah bertujuan untuk menyiksa hambahnya. Tapi untuk beberapa tujuan penting.

Yang pertama, tujuan seorang hambah diuji adalah untuk menyaring mereka, apakah bernar-benar beriman ataukah hanya gertakan mulut yang tidak bermakna. Dalam lanjutan surat al-Ankabut, Allah swt. menegaskan tujuan dari cobaan yang diturunkan kepada hambanya yang mengaku beriman. Allah Swt. berfirman : “ Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan orang-orang yang pendusta.” (QS. Al-Ankabut :3). Begitulah tujuan pertama dari ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Allah benar-benar ingin menyaring dari hamba-Nya siapa dari mereka yang beriman secara sungguhan dan mana dari mereka yang beriman hanya sebatas kerongkongan.

Dalam surat yang lainnya Allah berfirman : “ Dan kami akan uji kalian sehingga kami mengetahui dari kalian orang-orang yang bersungguh-sungguh dan bersabar, dan akan kami uji perihal kamu.” (QS. Muhammad : 31).

Selanjutnya, tujuan kedua dari ujian yang ditimpahkan kepada orang yang beriman adalah sebagai tanda kecintaan Allah terhadap hamba-Nya. Sebagaimana dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh al-Imam at-Thobroni, Rasul Sholallahu alihi wasallam bersabda : “ Apabila Allah mencintai sebuah kaum, diberi-Nya mereka cobaan.” (HR. At-Thobari). Cobaan yang diberikan sebagai rasa cinta terhadap seorang hamba pun memiliki tujuan. Yang pertama, untuk membersihkan dosa-dosa yang perna dilakukan seorang hamba. Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan al-Imam al-Bukhori, Rasul Sholallahu alaihi wasalam bersabda : “ Apabila orang mukmin mengeluh (sakit) Ia loloskan dia dari dosa-dosa sebagaimana besi dibersihkan dari karat.” (HR. Al-Bukhori).

Yang kedua adalah untuk mempercepat siksa. Artinya jika ada seoarang hamba yang berbuat dosa, akan disegerakan balasannya di dunia sehingga hamba tersebut tidak menerimanya di akhirat. Rasulullah sholallahu alaihi wasalam bersabda : “ Apabila Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya dipercepatnya untuknya siksa di dunia dan apabila Dia menghendaki keburukan pada hamba-Nya dibiarkan orang itu dengan dosanya hingga dibala pada hari kiamat.” (HR At-Tirmidzi). Wallahu ‘alam…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun