Mohon tunggu...
Hilal Ardiansyah Putra
Hilal Ardiansyah Putra Mohon Tunggu... -

Pengiat Literasi Kutub Hijau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Potren Pendidikan 3

2 April 2015   20:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:37 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jika kita berbicara mengenai pendidikan zaman sekarang, kita akan menemukan seabrek masalah yang cukup pelik dalam dunia pendidikan yang tidak ada yang tahu kapan masalah-masalah pelik tersebut akan selesai. Masalah-masalah yang menghantui sistem pendidikan Indonesia ibarat karat dalam besi, bedanya, jika besi sudah terkena karat, besi akan habis dan menjadi butiran-butiran debu. Namun karat yang ada dalam dunia pendidikan tidak akan sampai mematikan manusia melainkan akan selesai dan musna jika ada orang yang mau bertindak untuk membersihkan karat-karat tersebut. Adapaun jika tidak ada satupun yang bertindak untuk membersihkan karat, hal tersebut tidak akan memusnahkan manusia melainkan akan menjadi benalu, jika berupa pandangan maka tidak enak dipandang, jika berupa bau tidak sedap untuk diendap, jika berupa rasa tidak enak dicicipi.

Menjadi masalah pelik bidang pendidikan bangsa ini di antaranya ; banyaknya anak sekolah yang jadi anak jalanan, banyaknya anak sekolah yang tidak punya misi kedepan, banyaknya anak sekolah yang hanya menjadikan sekolah sebagai tempat nongkrong dan bertemu teman segeng, dan seabrek masalah lainnya.

Masalah-masalah yang menjamur dikalangan pelajar dan lingkup pendidikan secara umum sebagaimana diatas, jika dibiarkan maka misi pendidikan bangasa ini memang sudah hancur lebur. Hancurnya dunia pendidikan bukanlah hal yang sepeleh, melainkan bencana yang lebih dahsyat daripada tsunami Aceh tahun 2004. Jika moral pendidikan hancur, masyarakat akan mengalami bencana yang luar biasa, lebih para ketimbang bencana terpilihnya jokowi sebagai presiden.

Kemudian, apakah kita hanya duduk dan menonton moral pendidikan ini hancur begitu saja ? hanya orang nggak beres jika membiarkan begitu saja. Tugas kita, terutama orang tua adalah membantu bagamana caranya untuk mengembalikan moral pendidikan anak-anaknya kepada moral yang turun-temurun dipegang sebagai kultur yang arif dan penuh hikmah serta kebijaksanaan.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakuakan untuk menyiapkan moral pendidikan anak-anak kita kedepan menjadi lebih baik.

Yang Pertama, orang tua harus menanamkan visi kebaikan semenjak kecil. Jangan perna membiarkan anak-anak keluar begitu saja bergaul dengan orang luar yang bebas dan tidak bermoral. Menahan anak untuk tidak keluar dari rumah bukanlah sikap yang kejam terhadap anak. Jika orangtua berhasil mengubah metode pelarangan anak keluar atau bergaul secara bebas secara jitu, penahan anak untuk keluar tersebut akan menjadikan buah yang segar dan enak untuk sipetik di masa depan.

Yang Kedua, orangtua sebaiknya tidak memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih jalan hidupnya. Hal tersebut hanya akan menjadikan anak salah sasaran dan tidak bisa dikontrol dengan baik.Kebanyakan orangtua yang mebiarkan anaknya bebas begitu saja kebanyakan akan menjerumuskan mereka ke jurang kebobrokan moral yang akan sulit untuk dikeluarkan.

Yang Ketiga, orangtua tidak perlu ragu untuk membatasi pergaulan seorang anak. Orang tua memiliki kewajiban untuk selalu mengontrol dengan siapa dia bergaul, kemana dia bergalu dan seterusnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun