Mohon tunggu...
chika swasti
chika swasti Mohon Tunggu... -

There's something in everyone's eyes which is willing to come out. Something willing to amaze, to burst out, to embrace. Something called ideas.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dear Parents, Have a Little Faith!

14 Mei 2016   13:13 Diperbarui: 14 Mei 2016   13:42 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.drugfreehomes.org/wp-content/uploads/2011/04/

Menjadi orang tua bagi remaja yang beranjak dewasa bukanlah perkara gampang bagi setiap individu. Banyak problematika yang dihadapi, mulai dari anak yang tiba-tiba jadi vocal, susah diatur, teman sepermainannya yang beraneka bentuk dan jenis sampai masalah urgent paling mendasar yaitu pendidikan. Pada masa tahun ajaran baru seperti sekarang ini saya yakin betul para orang tua dengan putra atau putri remajanya yang baru lulus UN SMA sudah dibuat ketar ketir dengan pilihan hidup anaknya ke depan. Ada yang pusing dengan biaya kuliah universitas pilihan si anak, ada juga yang dibuat pusing dengan sikap si anak yang tidak mau kuliah. 

Saya sendiri sudah pernah melalui pengalaman ini, bedanya peran saya dulu adalah sebagai anak yang merasa kurang sreg dengan jurusan pilihan orang tua. Tapi karena memegang teguh pepatah 'Ridho Allah Ridhonya Orang Tua' saya cukup senang menjalani apa yang diminta. Nah, sekarang giliran adik saya yang memasuki fase yang sama. Kali ini ortu saya sendiri dibuat puyeng dengan pilihan si adik yang ingin menunda kuliah saja, mau kerja katanya. Memang cukup berani pilihannya tapi fondasinya tidak kuat. Karena dia hanya melihat kerja sebagai jalan menghasilkan uang. Kalau kebanyakan pandangan putra-putri Anda sekarang di luar sana macam adik saya, para orang tua saya anjurkan 'Have no Faith!' Jelas-jelas nanti putra-putri anda akan menyesal, dijamin. 

Kenapa? Tekankan kalau ilmu lebih penting dari sekedar materi, dan jelaskan juga betapa kalau hanya lulusan SMA adek-adek sekalian tidak akan punya karir mantap ke depannya. Lain ceritanya jika si anak memang sudah punya pandangan jelas ke depan, misalnya memang ingin membiayai kuliahnya sendiri, atau menunggu lebih mantap untuk seleksi militer, atau bahkan ingin mengincar beasiswa ke luar negeri dan ingin mempersiapkan diri dulu. Jika memang si anak sudah memiliki pandangan jelas, realistis, dan terlihat berambisi, percayalah semesta akan otomatis mendukung. Jadi saran saya untuk putra dan putri anda yang macam begini adalah, 'Have a lotta faith!' 

Selanjutnya ada juga problem menentukan prodi kuliah dan universitas juga bisa menimbulkan perang di antara anak dan orang tua. Banyak tipikal anak yang menurut dan berhasil, banyak juga yang menurut tapi di tengah-tengah mangkrak, atau ada juga yang melakukan perlawanan ekstrem. Nah, untuk kasus macam ini kuncinya adalah berdiskusi. Putra putri Anda adalah human being, mereka punya hati dan pikiran, berbicaralah pada mereka dengan lembut dan utarakan maksud Anda. Banyak di antara para orang tua yang masih menganggap putra putri mereka belum bisa memutuskan apa yang terbaik. Ini bukan karena si ortu itu kolot, kebanyakan dari mereka malah terlalu sayang dan paranoid akan apa yang menanti di depan bagi putra putrinya. Takut nantinya si anak membuat kesalahan, gagal, putus asa, dan hancur. Meskipun sulit, berusahalah untuk percaya pada pilihan putra putri Anda. 

Jangan terlalu menuntun mereka, biarkan mereka bicarakan keputusan mereka, dan yang terpenting hargailah. Jika memang dirasa keputusannya kurang pas, korek-korek lagi lah itu si anak, mungkin ada alasan di luar pendidikan yang membuatnya memilih jurusan tersebu (misal:pacar). Kalau sudah begini memang akan sedikit lebih sulit urusannya. Maklumlah masih puber, jatuh cinta sekali kepayangnya sampe ke ubun-ubun. Cobalah beri penjelasan, kalau perlu undang juga pacarnya, bicarakan bak-blakan bagaimana masa depan mereka nantinya yang harus dipikirkan, bukannya masa sekarang ini. Terakhir, sekali lagi para orang tua, have a little faith dan berdiskusilah. Menjadi orang tua bukan berarti menjadi selalu benar dan tahu segalanya, walaupun memang asam garam dunia sudah habis dilahap, tetapi menjadi orang tua adalah menjadi number one fan, terus percaya tapi tidak memungkiri realitas. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun